Alkisah, ada seorang tua kaya yang hatinya tak lagi berfungsi dengan baik.
Beliau dianjurkan untuk memilih hati yang akan di transplantasikan.
"Bapak mau pilih yang mana? saya punya 3 pilihan." kata sang dokter.
"Apa saja dok?"
"1. Hati seorang tentara yang mati di medan perang, dia tidak pernah minum-minum.
2. Hati seorang pengusaha muda yang mati kecelakaan, di tidak pernah merokok.
3,Hati seorang pejabat pemerintahan.
Lalu si orang tua menjawab:
"saya pilih hati pejabat saja, dok"
"kenapa?"
"Sebab saya ingin hati yang belum pernah dipakai"
???!!!
Jumat, 26 Desember 2008
Oranye
Wajah lusuhku diterpa tak ramahnya angin senja
Langkah kian menggoyah menyusuri keringnya udara
Kini rambutku sarang kotoran
Kelabu.
Sadar langkah panjangku belum sampai
Langit kini memudar cahaya
Membisikkan kan tibanya gelap senja
Sunyi.
Oranye memidari sudut-sudut kini
Menuansa menyapu debu hati
Teringat memoar sederhana
Masa kecil kala itu menyinari hati
Langkah kian menggoyah menyusuri keringnya udara
Kini rambutku sarang kotoran
Kelabu.
Sadar langkah panjangku belum sampai
Langit kini memudar cahaya
Membisikkan kan tibanya gelap senja
Sunyi.
Oranye memidari sudut-sudut kini
Menuansa menyapu debu hati
Teringat memoar sederhana
Masa kecil kala itu menyinari hati
Nyanyian Mimpi
Si Upin tiba didalam bus kota.
Naiklah ia.
Ayahnya juga.
Berjalanlah bus kota.
Melaju, menderu waktu.
Berhenti, berjalan lagi, itu pasti.
Siang berganti malam.
Biru kini berganti hitam.
Suram hei khalayak, suram.
Si Upin melongok keluar jendela.
Alamak, indah nian rupanya.
Gumam si Upin.
Lampu hei deret-berderet.
Berkilau pukau ibarat operet.
Kota rupanya itu, kota.
Jawab ayahanda.
Adakah boleh Upin kesana?
Sudah barang tentu.
Alamak, Upin ingin jadi penyanyi dangdut saja rupanya ayah!
Supaya kostum Upin terang bak itu.
Ayah terpingkal.
Terserah pada kau, wahai bujang.
Ayah tak hindari kau, ataupun mengacau mimpi kau.
Nanti pun kau kan temui garismu sendri, pin.
Makin dewasa kau, telinga hatimu makin mampu dengarkan suara itu,
Suara apakah?
Nyanyian mimpi.
Naiklah ia.
Ayahnya juga.
Berjalanlah bus kota.
Melaju, menderu waktu.
Berhenti, berjalan lagi, itu pasti.
Siang berganti malam.
Biru kini berganti hitam.
Suram hei khalayak, suram.
Si Upin melongok keluar jendela.
Alamak, indah nian rupanya.
Gumam si Upin.
Lampu hei deret-berderet.
Berkilau pukau ibarat operet.
Kota rupanya itu, kota.
Jawab ayahanda.
Adakah boleh Upin kesana?
Sudah barang tentu.
Alamak, Upin ingin jadi penyanyi dangdut saja rupanya ayah!
Supaya kostum Upin terang bak itu.
Ayah terpingkal.
Terserah pada kau, wahai bujang.
Ayah tak hindari kau, ataupun mengacau mimpi kau.
Nanti pun kau kan temui garismu sendri, pin.
Makin dewasa kau, telinga hatimu makin mampu dengarkan suara itu,
Suara apakah?
Nyanyian mimpi.
Ngga apa apa
Kadang dunia emang menyesakkan.
Mau ngga mau itu dibenarkan.
Yang kita pingin, justru dijauhkan.
Yang kita jauhin, justru ngajak main kejar-kejaran.
Bukan, ini bukan salah kalian hei manusia-manusia ingusan.
Bukan, ini bukan salah kalian hei penjahat-penjahat tak bertuan.
Justru ini ritmenya.
Justru ini dinamikanya.
Ngga ada yang salah ngga ada.
Yang salah cuma ketika seorang anak manusia nyerah dengan apa yang telah digariskan ada.
Mau ngga mau itu dibenarkan.
Yang kita pingin, justru dijauhkan.
Yang kita jauhin, justru ngajak main kejar-kejaran.
Bukan, ini bukan salah kalian hei manusia-manusia ingusan.
Bukan, ini bukan salah kalian hei penjahat-penjahat tak bertuan.
Justru ini ritmenya.
Justru ini dinamikanya.
Ngga ada yang salah ngga ada.
Yang salah cuma ketika seorang anak manusia nyerah dengan apa yang telah digariskan ada.
Selasa, 16 Desember 2008
Salam Saya
Heuh..
Ujian masih menghantui 2 hari lagi.
Capee..
Eiitt,
tapi mau ngga mau harus mau!
Okai semangattt!
Kalian juga, ya!
Ujian masih menghantui 2 hari lagi.
Capee..
Eiitt,
tapi mau ngga mau harus mau!
Okai semangattt!
Kalian juga, ya!
Perenungan Pagi Adha.
Mmm, bingung mau mulai dari mana.
Oke, saya mulai.
Apa kalian pernah merasa kalau keadaan disekeliling seringkali udah mulai ngga bisa diterima?
Apa kalian pernah merasa kalau makin kesini dunia makin ngga cakep aja?
Apa kalian pernah merasa kalau makin hari, kebenaran makin sulit diperjuangkan?
Apa kalian pernah merasa kalau makin bumi tua, makin juga medan pemikiran manusia ikutan tua juga?
Apa kalian pernah merasa kalau makin edan jaman, makin edan juga akhlak umat manusia?
Coba deh, pikirin:
Dari mulai adek-adek sampai nenek-kakek masih ajaa 'addicted' sama yang namanya pornografi, atau apalah itu yang bersaudara sama kemaksiatan. Mulai kini, ternyata dunia s***s itu, yang tabu kalo disebutkan, udah sukses 'menguniversalkan' diri pada berbagai kalangan. Bahkan, saya pernah denger, ada anak balita yang udah nyoba-nyoba buat mempraktikan 'itu'. Nauzubillahimindzalik.
Coba deh, pikirin:
Nyatanya, bahasa Indonesia intinya terlalu halu, alias terlalu menghalus-haluskan kebusukan. Contoh: Apa coba, sebutan buat orang yang korupsi? Koruptor. Orang yang korupsi itu sejatinya tikus, pembohong, pengkhianat amanat orang yang diembannya. Tapi kok, julukannya bagus-bagus amat, koruptor? Kenapa ngga disebut tikus aja? atau sekalian a*****t? Maaf.
Atau kasus lainnya deh. Apa sebutan buat pekerja seks? PSK? Pelacur? Itu juga kebagusan buu, bukannya yang kayak gitu mah orang murahan alias ngga punya harga diri? Kenapa namanya bagus-bagus amat? Bahkan makin kesini, julukannya makin bagus aja: pramunikmat. Alahalah.
Saya speechless. Bingung apalagi yang mau saya utarakan kini. Tapi yaa, lantaran udah banyak banget, kalian renungkan masing-masing aja ya, dalam alam pikiran kalian semua. Saya yakin kok, belum juga 2 detik mau berpikir, udah ada berjuta-juta keonaran yang bisa kalian bayangkan tentang dunia ini (saking banyaknya).
Dunia ini mau kemana sih?
saya 15 taun aja, moral bangsa udah ngacir kamana-mana ngga tentu arah.
Lalu, gimana dengan 15 taun kedepan?
Seonar apa dunia nanti?
Apaa..
Jangan-jangan 15 taun lagi, tren baju transparan udah muncul ke permukaan?
Jangan-jangan 15 taun lagi, tren masang foto-foto syur di internet udah jadi kebutuhan?
Ini pagi Adha,
Pagi pembantaian hewan-hewan itu, dimana atas nama pembersihan dosa,
Dimana atas nama pencarian keridhoan semata,
Dimana takbir berkumandang syahdu tiada dua,
Wahai Allah,
Ini hamba.
Wahai Allah,
Ini hambamu si penabung dosa.
Wahai Allah,
Ini hamba si insan gundah gulana.
Wahai Allah,
Lindungi umat ini, umatmu yang jelata.
Wahai Allah,
Bentengi kami, sepanjang jalan yang menghantarkan umat manusia pada jaman Jahilliyah jilid kedua.
Wahai Allah,
Luruskan kami, sepanjang jalan yang membawa pulang kami pada nafsu, pada insting sebagai penyembah yang menganut hasrat kebendaan.
Wahai Allah,
Sekejap tataplah hamba.
Si dungu ini nista, ya Allah.
Si dungu ini bank dosa, ya Allah.
Wahai Allah,
Diatas segala ketakutan hamba pada kehinaan itu,
Yang membuat hamba takut satu:
Nyatanya hati ini ciut jika ditinggalkanmu,
Itu.
Wahai Allah,
Tuntunlah ini,
si dungu.
Oke, saya mulai.
Apa kalian pernah merasa kalau keadaan disekeliling seringkali udah mulai ngga bisa diterima?
Apa kalian pernah merasa kalau makin kesini dunia makin ngga cakep aja?
Apa kalian pernah merasa kalau makin hari, kebenaran makin sulit diperjuangkan?
Apa kalian pernah merasa kalau makin bumi tua, makin juga medan pemikiran manusia ikutan tua juga?
Apa kalian pernah merasa kalau makin edan jaman, makin edan juga akhlak umat manusia?
Coba deh, pikirin:
Dari mulai adek-adek sampai nenek-kakek masih ajaa 'addicted' sama yang namanya pornografi, atau apalah itu yang bersaudara sama kemaksiatan. Mulai kini, ternyata dunia s***s itu, yang tabu kalo disebutkan, udah sukses 'menguniversalkan' diri pada berbagai kalangan. Bahkan, saya pernah denger, ada anak balita yang udah nyoba-nyoba buat mempraktikan 'itu'. Nauzubillahimindzalik.
Coba deh, pikirin:
Nyatanya, bahasa Indonesia intinya terlalu halu, alias terlalu menghalus-haluskan kebusukan. Contoh: Apa coba, sebutan buat orang yang korupsi? Koruptor. Orang yang korupsi itu sejatinya tikus, pembohong, pengkhianat amanat orang yang diembannya. Tapi kok, julukannya bagus-bagus amat, koruptor? Kenapa ngga disebut tikus aja? atau sekalian a*****t? Maaf.
Atau kasus lainnya deh. Apa sebutan buat pekerja seks? PSK? Pelacur? Itu juga kebagusan buu, bukannya yang kayak gitu mah orang murahan alias ngga punya harga diri? Kenapa namanya bagus-bagus amat? Bahkan makin kesini, julukannya makin bagus aja: pramunikmat. Alahalah.
Saya speechless. Bingung apalagi yang mau saya utarakan kini. Tapi yaa, lantaran udah banyak banget, kalian renungkan masing-masing aja ya, dalam alam pikiran kalian semua. Saya yakin kok, belum juga 2 detik mau berpikir, udah ada berjuta-juta keonaran yang bisa kalian bayangkan tentang dunia ini (saking banyaknya).
Dunia ini mau kemana sih?
saya 15 taun aja, moral bangsa udah ngacir kamana-mana ngga tentu arah.
Lalu, gimana dengan 15 taun kedepan?
Seonar apa dunia nanti?
Apaa..
Jangan-jangan 15 taun lagi, tren baju transparan udah muncul ke permukaan?
Jangan-jangan 15 taun lagi, tren masang foto-foto syur di internet udah jadi kebutuhan?
Ini pagi Adha,
Pagi pembantaian hewan-hewan itu, dimana atas nama pembersihan dosa,
Dimana atas nama pencarian keridhoan semata,
Dimana takbir berkumandang syahdu tiada dua,
Wahai Allah,
Ini hamba.
Wahai Allah,
Ini hambamu si penabung dosa.
Wahai Allah,
Ini hamba si insan gundah gulana.
Wahai Allah,
Lindungi umat ini, umatmu yang jelata.
Wahai Allah,
Bentengi kami, sepanjang jalan yang menghantarkan umat manusia pada jaman Jahilliyah jilid kedua.
Wahai Allah,
Luruskan kami, sepanjang jalan yang membawa pulang kami pada nafsu, pada insting sebagai penyembah yang menganut hasrat kebendaan.
Wahai Allah,
Sekejap tataplah hamba.
Si dungu ini nista, ya Allah.
Si dungu ini bank dosa, ya Allah.
Wahai Allah,
Diatas segala ketakutan hamba pada kehinaan itu,
Yang membuat hamba takut satu:
Nyatanya hati ini ciut jika ditinggalkanmu,
Itu.
Wahai Allah,
Tuntunlah ini,
si dungu.
Ah, akhirnya bisa nulis lagi!
Hai, kawan.
Yap. Kaya judulnya, saya seneng bisa nulis lagii.
Gimana ngga?
Bayangin aja :
Seminggu lalu saya udah nulis panjang-panjang, ternyata postingnya ngga muncul gara-gara ada sesuatu ngga beres di komputernya. (padahal itu artikel lumayan lo)
Begini saja deh,
Sebagai posting pembuka buat ritual nulis saya yang udah mulai belang-betong dan bikin saya sakau,
Saya ucapin:
Makasih pisaan, udah rela membiarkan kedua bola mata kalian melotot buat ngebaca blog saya ini (walaupun saya ngga tau isinya berbobot atau ngga). Beneran deh, makasiiih!
Yaa, sebagai orang yang udah (katanya) 'addicted' ngga ketulungan sama yang namanya 'nulis' atawa 'blogging', saya cuma pingin yang baca tulisan saya bisa lebih mengenal pemandangan diri saya yang senyata-nyatanya lewat blog ini.
Sebagai insan yang ngga bisa duduk diam melongo ngga karuan kalau belum nulis-nulis, saya cuma pingin berbagi rasa, bahwa menulis itu lezat. Menulis itu nikmat. menulis itu menyenangkan. Menulis=bersenang-senang. Menulis=rekreasi. Menulis=hobi. Menulis=hidup saya.
Yaah, lebay (maaf ya!)
yauda, seblom kalian muntah bacanya (atao bahkan udah??),
saya lanjut ke posting berikutnya yaa.
SELAMAT BACA!
:)
Yap. Kaya judulnya, saya seneng bisa nulis lagii.
Gimana ngga?
Bayangin aja :
Seminggu lalu saya udah nulis panjang-panjang, ternyata postingnya ngga muncul gara-gara ada sesuatu ngga beres di komputernya. (padahal itu artikel lumayan lo)
Begini saja deh,
Sebagai posting pembuka buat ritual nulis saya yang udah mulai belang-betong dan bikin saya sakau,
Saya ucapin:
Makasih pisaan, udah rela membiarkan kedua bola mata kalian melotot buat ngebaca blog saya ini (walaupun saya ngga tau isinya berbobot atau ngga). Beneran deh, makasiiih!
Yaa, sebagai orang yang udah (katanya) 'addicted' ngga ketulungan sama yang namanya 'nulis' atawa 'blogging', saya cuma pingin yang baca tulisan saya bisa lebih mengenal pemandangan diri saya yang senyata-nyatanya lewat blog ini.
Sebagai insan yang ngga bisa duduk diam melongo ngga karuan kalau belum nulis-nulis, saya cuma pingin berbagi rasa, bahwa menulis itu lezat. Menulis itu nikmat. menulis itu menyenangkan. Menulis=bersenang-senang. Menulis=rekreasi. Menulis=hobi. Menulis=hidup saya.
Yaah, lebay (maaf ya!)
yauda, seblom kalian muntah bacanya (atao bahkan udah??),
saya lanjut ke posting berikutnya yaa.
SELAMAT BACA!
:)
Sabtu, 13 Desember 2008
Sabtu, 06 Desember 2008
yaah, udahan...
Wheww, udah amat malem.
Gue udah hampir merem.
Gue harus cao deh, kawwan.
Gue balik dulu, pulang.
Doakan gue selamat sampe tujuan..
Udah kecapean,
Bobo yuu.
yang ngantuk tidur sono,
yang masih pingin melek jangan sok-soan begadang kalo udah ngga kuat..
sip.
Gue pulang.
skalian, doain gue buat remedial mat besok hari.. (O.M.G! gue ngga percaya minggu diisi remedial!)
Assalamu'alaikum kawan..
semangat buat esok terus mencari jawaban
Gue udah hampir merem.
Gue harus cao deh, kawwan.
Gue balik dulu, pulang.
Doakan gue selamat sampe tujuan..
Udah kecapean,
Bobo yuu.
yang ngantuk tidur sono,
yang masih pingin melek jangan sok-soan begadang kalo udah ngga kuat..
sip.
Gue pulang.
skalian, doain gue buat remedial mat besok hari.. (O.M.G! gue ngga percaya minggu diisi remedial!)
Assalamu'alaikum kawan..
semangat buat esok terus mencari jawaban
Makasih...
yaampuun...
cuma beberapa detik dari posting sebelumnya, ternyata gue udah kabita buat nulis lagi. (halaah...)
ini udah malem buu, yap gue tau.
tapi ada satu hal yang pingin gue kasih tau ke lo, (ko aku ngomongnya gue-gue melulu yaa dari tadi? bae.)
Belum lama ini, gue baru aja terinspirasi. Inspirasi ini datang dari seseorang yang menghadirkan sinar matahari dalam hidup gue. Orang itu juga manusia kayak gue (yaiiyalaah...).
Gue ngga akan kasih tau siapa, karena gue khawatir kalo dideklarasikan orangnya bakal ngga suka (karena kemungkinan besar dia juga baca). Orang itu datang ke ruang hidup gue saat SMA.
Dia salahsatu orang penting dalam hidup gue. Suer deh.
Sinar itu dia kasih ke gue tanpa dia sadar kalo dia udah ngasih itu.
Dia bantu gue bangkit tanpa dia tahu kalo sebenernya dia udah banyak bantu.
Dia memotivasi gue agar semangat tanpa dia tahu kalo dialah salahsatu sumber semangat itu.
Kok bisa ya? haha. Gue juga heran.
Dia bikin gue yakin, kalo potensi yang gue punya udah lebih dari cukup buat modal gue sukses kedepan, ngga perlulah, terlalu ngewaro MAFIKI itu atau apaan...
Dia bikin gue sadar, kalo gue ngga akan jadi hebat kalau gue belum mampu berpikir hebat.
Dia bikin gue mantap, kalo sisi hebat gue ngga melulu muncul dari tampilan yang hebat, tapi dari pikiran dan aksi yang hebat.
Dia bikin gue telak, kalo semangat yang ngga pernah mati bakalan menghantarkan gue pada apa yang gue cari.
Dia bukan pacar
Dia bukan kecengan
Dia teman.
Dia teman yang ngga seangkatan.
Lebih dari itu, dia sahabat gue (gue harap dia juga berpikir sama).
Kalo aja lo baca ini,
dan lo ngerasa cocok dengan ciri-ciri yang udah gue sebutin diatas,
Gue mau bilang:
Makasih banyak, bahkan lebih banyak dari apa yang lo pikir sebanyak-banyaknya.
Makasih udah menjadi cermin diri gue yang cerdas, yang ngga pernah gue kira sebelumnya.
Makasih udah bersedia meyakinkan gue (walaupun lo sendiri ngga sadar), kalo seorang melankolis plegmatis itu hebat...
Makasih.
Mungkin...
Kita bisa jadi mitra lagi di
F
I
S
I
P
U
I
?
?
doain gue, semoga itu benar jalan yang terbenar buat gue untuk nyari kehidupan yang seperti apa yang benar..
cuma beberapa detik dari posting sebelumnya, ternyata gue udah kabita buat nulis lagi. (halaah...)
ini udah malem buu, yap gue tau.
tapi ada satu hal yang pingin gue kasih tau ke lo, (ko aku ngomongnya gue-gue melulu yaa dari tadi? bae.)
Belum lama ini, gue baru aja terinspirasi. Inspirasi ini datang dari seseorang yang menghadirkan sinar matahari dalam hidup gue. Orang itu juga manusia kayak gue (yaiiyalaah...).
Gue ngga akan kasih tau siapa, karena gue khawatir kalo dideklarasikan orangnya bakal ngga suka (karena kemungkinan besar dia juga baca). Orang itu datang ke ruang hidup gue saat SMA.
Dia salahsatu orang penting dalam hidup gue. Suer deh.
Sinar itu dia kasih ke gue tanpa dia sadar kalo dia udah ngasih itu.
Dia bantu gue bangkit tanpa dia tahu kalo sebenernya dia udah banyak bantu.
Dia memotivasi gue agar semangat tanpa dia tahu kalo dialah salahsatu sumber semangat itu.
Kok bisa ya? haha. Gue juga heran.
Dia bikin gue yakin, kalo potensi yang gue punya udah lebih dari cukup buat modal gue sukses kedepan, ngga perlulah, terlalu ngewaro MAFIKI itu atau apaan...
Dia bikin gue sadar, kalo gue ngga akan jadi hebat kalau gue belum mampu berpikir hebat.
Dia bikin gue mantap, kalo sisi hebat gue ngga melulu muncul dari tampilan yang hebat, tapi dari pikiran dan aksi yang hebat.
Dia bikin gue telak, kalo semangat yang ngga pernah mati bakalan menghantarkan gue pada apa yang gue cari.
Dia bukan pacar
Dia bukan kecengan
Dia teman.
Dia teman yang ngga seangkatan.
Lebih dari itu, dia sahabat gue (gue harap dia juga berpikir sama).
Kalo aja lo baca ini,
dan lo ngerasa cocok dengan ciri-ciri yang udah gue sebutin diatas,
Gue mau bilang:
Makasih banyak, bahkan lebih banyak dari apa yang lo pikir sebanyak-banyaknya.
Makasih udah menjadi cermin diri gue yang cerdas, yang ngga pernah gue kira sebelumnya.
Makasih udah bersedia meyakinkan gue (walaupun lo sendiri ngga sadar), kalo seorang melankolis plegmatis itu hebat...
Makasih.
Mungkin...
Kita bisa jadi mitra lagi di
F
I
S
I
P
U
I
?
?
doain gue, semoga itu benar jalan yang terbenar buat gue untuk nyari kehidupan yang seperti apa yang benar..
ternyata...
ternyata..
sekarang udah malem.
ternyata udah 15 menit lagi menuju jam 9 malem.
gue masih aja nongkrong di depan komputer.
nuliis terus sampai keder.
biar, ah.
emang kenapa gitu?
sah-sah aja kan?
iya sih, tapi tangan ini udah mulai pegel.
walaupun hasrat nulis tetep bejubel.
serasa ngga ada gawe lain,
tapi nulis jadi pilihan paling apik,
saat gue bengong,
saat gue bingung mau nyatronin apaan,
saat gue sibuk nyari yang bisa nyibukkin diri,
nulis selaaaluu jadi teman gue yang tertampan.
nulis selaaaluu jadi teman gue yang tersopan.
yang ngingetin gue kalo bengong itu pembohongan,
yang ngingetin gue kalo diem itu pengangguran,
yang ngingetin gue kalo males-malesan itu pembodohan..
hayyyooo..
ini udah malem, yas!
yooooo...
ini emang udah malem, tapi alam inspirasi gue ngga pernah kenal sama "selamat malem"...
Selamat malem,
semua yang cuma bisa mingkem.. =)
sekarang udah malem.
ternyata udah 15 menit lagi menuju jam 9 malem.
gue masih aja nongkrong di depan komputer.
nuliis terus sampai keder.
biar, ah.
emang kenapa gitu?
sah-sah aja kan?
iya sih, tapi tangan ini udah mulai pegel.
walaupun hasrat nulis tetep bejubel.
serasa ngga ada gawe lain,
tapi nulis jadi pilihan paling apik,
saat gue bengong,
saat gue bingung mau nyatronin apaan,
saat gue sibuk nyari yang bisa nyibukkin diri,
nulis selaaaluu jadi teman gue yang tertampan.
nulis selaaaluu jadi teman gue yang tersopan.
yang ngingetin gue kalo bengong itu pembohongan,
yang ngingetin gue kalo diem itu pengangguran,
yang ngingetin gue kalo males-malesan itu pembodohan..
hayyyooo..
ini udah malem, yas!
yooooo...
ini emang udah malem, tapi alam inspirasi gue ngga pernah kenal sama "selamat malem"...
Selamat malem,
semua yang cuma bisa mingkem.. =)
Bukan Maunya Saya
Kalau ditanya. kalau ditanya.
Siapa dia. Siapa dia.
Kenapa dia. Kenapa dia.
Bukan Maunya Saya.
Kalau ditanya.Kalau ditanya.
Manit terakhir disampingnya.
Meengulum aku jadi nelangsa.
Membuat aku bingung seribu laga.
aduhaduh, mirip opera.
Ada apa?
Nyatanya ada nuansa.
Nuansa yang dititipkannya dalam bilik rahasia.
Bilik di sanubari,
Namun letaknya tak pasti.
Kenapa lama. Kenapa lama.
Ayo, nuansa itu ambil saja.
Bawa pulanglah dan pelihara.
tapi...
JANGAN DIBILIKKU.
Aku tak sanggup, tau...
Siapa dia. Siapa dia.
Kenapa dia. Kenapa dia.
Bukan Maunya Saya.
Kalau ditanya.Kalau ditanya.
Manit terakhir disampingnya.
Meengulum aku jadi nelangsa.
Membuat aku bingung seribu laga.
aduhaduh, mirip opera.
Ada apa?
Nyatanya ada nuansa.
Nuansa yang dititipkannya dalam bilik rahasia.
Bilik di sanubari,
Namun letaknya tak pasti.
Kenapa lama. Kenapa lama.
Ayo, nuansa itu ambil saja.
Bawa pulanglah dan pelihara.
tapi...
JANGAN DIBILIKKU.
Aku tak sanggup, tau...
kritisnyaaa...
ass,,
alahsiah basabasi.
gandeng tau.
heyy tman, mau masuk mana nanti??
Ya masuk rumah lahh.
Bukan.
Trus apa?
Masuk IPA ato IPS?
IPA, lah..
Kenapa?
Biar masuk ITB.
Trus apa lagi??
Biar banyak pilihan jurusan.
Oooh..
kenapa ga IPS?
Ga boleh sama ortu, trus biar keren aja.
Hiiiiiyyyy... (RUJIITTT!)
BUllshitttt!
Dangkal banget alesannya.
Loh loh, emang IPA lebih keren ya?
Ngga tau. Setau gue duaduanya keren.
Ngga ada yang lebih keren.
Atawa keranjang duren.
Kalo masuk IPA cuma gara2 ngga boleh sama ortu...
Berarti kalo kamu ngga dibolehin hidup sama ortu...
Kamu mau bunuh diri?? (Alah, tragis pisaan..)
Mau matii??
Hidup aku punya aku.
Hidup kamu punya kamu.
Hidup dia(entah siapa) punya diaa, bung!
Pilih hidup kamu.
Pilih!
Kalo hati kamu gembira ke IPA, ancrub ke IPA sono!
IPA.
Okai.
Pilih hidup kamu.
pilih!
Kalo hati kamu gembira ke IPS, ancrub ke IPS sono!
IPS.
Okai.
Pilih mati kamu.
Pilih!
Mati sebagai orang arif atao munafik?
Arif??
Munafik??
Pilih!
jangan biarin kamu squat jump buat hidup.
buat hidup agar squat jump mati-matin dibawah kaki kamu.
IPA??
IPS??
mau lo apa?
pastikan lo jadi orang yang bener-bener orang
Bukan seonggok boneka yang dipermainkan kehidupan.
BANGKIT DONG LOOO!!!!!
alahsiah basabasi.
gandeng tau.
heyy tman, mau masuk mana nanti??
Ya masuk rumah lahh.
Bukan.
Trus apa?
Masuk IPA ato IPS?
IPA, lah..
Kenapa?
Biar masuk ITB.
Trus apa lagi??
Biar banyak pilihan jurusan.
Oooh..
kenapa ga IPS?
Ga boleh sama ortu, trus biar keren aja.
Hiiiiiyyyy... (RUJIITTT!)
BUllshitttt!
Dangkal banget alesannya.
Loh loh, emang IPA lebih keren ya?
Ngga tau. Setau gue duaduanya keren.
Ngga ada yang lebih keren.
Atawa keranjang duren.
Kalo masuk IPA cuma gara2 ngga boleh sama ortu...
Berarti kalo kamu ngga dibolehin hidup sama ortu...
Kamu mau bunuh diri?? (Alah, tragis pisaan..)
Mau matii??
Hidup aku punya aku.
Hidup kamu punya kamu.
Hidup dia(entah siapa) punya diaa, bung!
Pilih hidup kamu.
Pilih!
Kalo hati kamu gembira ke IPA, ancrub ke IPA sono!
IPA.
Okai.
Pilih hidup kamu.
pilih!
Kalo hati kamu gembira ke IPS, ancrub ke IPS sono!
IPS.
Okai.
Pilih mati kamu.
Pilih!
Mati sebagai orang arif atao munafik?
Arif??
Munafik??
Pilih!
jangan biarin kamu squat jump buat hidup.
buat hidup agar squat jump mati-matin dibawah kaki kamu.
IPA??
IPS??
mau lo apa?
pastikan lo jadi orang yang bener-bener orang
Bukan seonggok boneka yang dipermainkan kehidupan.
BANGKIT DONG LOOO!!!!!
The Chronicle of Prabaning Tyas
Aku adalah ihwal.
Ihwal penciptaan seorang manusia perempuan
Ihwal penaruhan kentalnya cairan di tempurung kepala ini
Ihwal tragedi tak padamnya polemik kehidupan
Aku ihwal pertanyaan tak terjawabkan.
Aku ihwal pengungkapan misteri tak terpecahkan.
Aku ihwal hancurnya ritme kehidupan.
Aku adalah ihwal.
Ihwal keyakinan yang tentu ditanyakan pasti.
Ihwal kebodohan yang merajai diri.
Ihwal perevolusian hakiki.
Ihwal penciptaan seorang manusia perempuan
Ihwal penaruhan kentalnya cairan di tempurung kepala ini
Ihwal tragedi tak padamnya polemik kehidupan
Aku ihwal pertanyaan tak terjawabkan.
Aku ihwal pengungkapan misteri tak terpecahkan.
Aku ihwal hancurnya ritme kehidupan.
Aku adalah ihwal.
Ihwal keyakinan yang tentu ditanyakan pasti.
Ihwal kebodohan yang merajai diri.
Ihwal perevolusian hakiki.
I have some quotes for you!
"Tugas dihadapan kita tak pernah sebesar kekuatan dibelakang..."
-Anonim-
"Apa pun yang kau lakukan, cintailah dirimu karena melakukannya. Apa pun yang kau rasakan, cintailah karena merasakannya..."
-Pecandu Alkohol Anonim-
"Seseorang yang menghadirkan sinar matahari di kehidupan orang lain, bahkan tidak bisa menghalangi sinar itu dari dirinya..."
-Anonim-
Senin, 24 November 2008
Ada Pelangi di SMA 3..
Ada pelangi di SMA 3..
Asli, geli..
Kalo inget betapa dulu aku pesimis masuk 3.
Tiap hari lewat didepannya, cuma bisa memandang dengan miris ditemani sejuta tanya.
"Apa aku bisa? Apa aku bisa?"
Ehh, taunya bisa.
Hhe.
Diluar itu semua, hati ini tersipu malu acapkali menyadari betapa berwarna-warninya hidupku setelah masuk 3 (ceillee..). Seriusan! Entah apa yang terjadi, aku jadi makin semangat ke sekolah tiap hari. Meski begitu banyak konsekuensi, banyak responsi, banyak remed, banyak tes evaluasi, malah LKS tea yang makin menggerayangi....
Alah, everwhat!
I Love tiga udah terlanjur bercokol didada!
Weleweleh...
Asli, geli..
Kalo inget betapa dulu aku pesimis masuk 3.
Tiap hari lewat didepannya, cuma bisa memandang dengan miris ditemani sejuta tanya.
"Apa aku bisa? Apa aku bisa?"
Ehh, taunya bisa.
Hhe.
Diluar itu semua, hati ini tersipu malu acapkali menyadari betapa berwarna-warninya hidupku setelah masuk 3 (ceillee..). Seriusan! Entah apa yang terjadi, aku jadi makin semangat ke sekolah tiap hari. Meski begitu banyak konsekuensi, banyak responsi, banyak remed, banyak tes evaluasi, malah LKS tea yang makin menggerayangi....
Alah, everwhat!
I Love tiga udah terlanjur bercokol didada!
Weleweleh...
El Ka ES
Wadow...
Di suatu malam yang mellow (alah, ngga malem ngga siang aku mah mellow...)
Aku merenung panjang.
Alah, semester dua tinggal ngitung mundur juga jadi..
Artinya aku kudu cepet2 membuat keputusan mau ikut LKS ato kaga.
Dilema besar, emang.
Di satu sisi aku terobsesi LKS, di sisi lain nilai kasian udah babak belur gitu.
Alah, hidup yang parah.
Gapapalah, itu konsekuensi aku masuk 3.
Akhirnya, stelah nunggu datangnya ilham, lama-lama kelamaan, aku membulatkan:
IKUT! Pokonya ikut!
Okai...
Tunggu saya di LKS 2011...!
Di suatu malam yang mellow (alah, ngga malem ngga siang aku mah mellow...)
Aku merenung panjang.
Alah, semester dua tinggal ngitung mundur juga jadi..
Artinya aku kudu cepet2 membuat keputusan mau ikut LKS ato kaga.
Dilema besar, emang.
Di satu sisi aku terobsesi LKS, di sisi lain nilai kasian udah babak belur gitu.
Alah, hidup yang parah.
Gapapalah, itu konsekuensi aku masuk 3.
Akhirnya, stelah nunggu datangnya ilham, lama-lama kelamaan, aku membulatkan:
IKUT! Pokonya ikut!
Okai...
Tunggu saya di LKS 2011...!
Sabtu, 15 November 2008
Siluetisme 3..
Literatur 3,
Literature 3,
Literatur 3 atau Literature 3??
Ah, terserah. Apapun itu, pake 'e' atau ngga.
Aku cinta banget.
Seriusan!
Aku cinta Lite layaknya aku cinta SMA 3.
Literatur 3,
Literature 3,
Literatur 3 atau Literature 3??
Ah, terserah. Apapun itu, pake 'e' atau ngga.
Aku bangga banget.
Seriusan!
Aku bangga jadi seorang eliter layaknya aku bangga jadi remaja Indonesia.
G.J?
Cupu?
Serem?
Ah, terserah.
Itu kan kata orang.
Aku dan eliter lain kan punya pandangan beda.
Cuma satu :
"Aku cinta, aku bangga, jadi seorang eliter. Aku mendaulat diriku sendiri menjadi seorang eliter bukanlah untuk ikut-ikutan dimajukan, tapi untuk memajukan!"
Jadi??
Kalau mau ngata-ngatain Literatur 3 atau Literature 3, TALK TO MY HAND!!!
Literature 3,
Literatur 3 atau Literature 3??
Ah, terserah. Apapun itu, pake 'e' atau ngga.
Aku cinta banget.
Seriusan!
Aku cinta Lite layaknya aku cinta SMA 3.
Literatur 3,
Literature 3,
Literatur 3 atau Literature 3??
Ah, terserah. Apapun itu, pake 'e' atau ngga.
Aku bangga banget.
Seriusan!
Aku bangga jadi seorang eliter layaknya aku bangga jadi remaja Indonesia.
G.J?
Cupu?
Serem?
Ah, terserah.
Itu kan kata orang.
Aku dan eliter lain kan punya pandangan beda.
Cuma satu :
"Aku cinta, aku bangga, jadi seorang eliter. Aku mendaulat diriku sendiri menjadi seorang eliter bukanlah untuk ikut-ikutan dimajukan, tapi untuk memajukan!"
Jadi??
Kalau mau ngata-ngatain Literatur 3 atau Literature 3, TALK TO MY HAND!!!
Apa Gue Bisa?
Mimpi..
Adalah kunci..
Untuk kita..
Menaklukkan dunia...
Tau kan, cuplikan lirik lagu diatas?
To the point, gue merasa tersindir karenanya.
Banyak pertanyaan yang timbul dalam diri gue, termasuk tentang masa depan gue.
Sebenarnya, gue ini mau ngebawa masa depan gue kemana?
Ga akan gue biarkan diri ini merangkap jadi pekerja paksa atas apa yang orang sebut sebagai posesi. Gue akan mengejar yang lahir dari hati, dari tulusnya mimpi, bukan dari cita-cita yang pasi. Mengejar apa yang tak terkejar, menekuni apa yang ngga dinikmati, mewujudkan apa yang bukan gue impikan sama dengan nol.
Hidup ini gue yang punya, bukan orangtua, bukan pacar (ntar kalo udah punya, sekarang mah belom), bukan siapapun kecuali gue. Peer gue adalah mengabdi pada diri gue dan kehidupan yang cuma sekali ini, pada Allah SWT yang dengan hebat udah menciptakan gue sebagai manusia cerdas yang berakal pikiran, buat alam yang udah nyuburin tubuh gue dengan berbagai nutrisinya (sari nasi hingga susu sapi), buat agama Islam yang selama ini udah mendisiplinkan gue untuk berbuat sebaik yang gue bisa, dan buat bangsa Indonesia (termasuk didalamnya orang2 tercinta) yang udah mencantumkan nama gue dalam daftar calon penerus perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta, atau bahkan sebagai ibu Indonesia yang kesekian setelah R.A Kartini dan Rd. Dewi Sartika...
Gue nggak mau jadi budak kehidupan, kehidupanlah yang akan menjadi budak gue!
Itulah, apa yang gue namai dengan keyakinan hati.
Laskar Pelangi..
Takkan terikat waktu..
Jangan berhenti, mewarnai..
Jutaan mimpi di bumi..
Menarilah dan terus tertawa..
Walau dunia tak seindah surga..
Bersyukurlah pada yang kuasa..
Cinta kita di dunia..
Selamanya..
SALAM!!
Adalah kunci..
Untuk kita..
Menaklukkan dunia...
Tau kan, cuplikan lirik lagu diatas?
To the point, gue merasa tersindir karenanya.
Banyak pertanyaan yang timbul dalam diri gue, termasuk tentang masa depan gue.
Sebenarnya, gue ini mau ngebawa masa depan gue kemana?
Ga akan gue biarkan diri ini merangkap jadi pekerja paksa atas apa yang orang sebut sebagai posesi. Gue akan mengejar yang lahir dari hati, dari tulusnya mimpi, bukan dari cita-cita yang pasi. Mengejar apa yang tak terkejar, menekuni apa yang ngga dinikmati, mewujudkan apa yang bukan gue impikan sama dengan nol.
Hidup ini gue yang punya, bukan orangtua, bukan pacar (ntar kalo udah punya, sekarang mah belom), bukan siapapun kecuali gue. Peer gue adalah mengabdi pada diri gue dan kehidupan yang cuma sekali ini, pada Allah SWT yang dengan hebat udah menciptakan gue sebagai manusia cerdas yang berakal pikiran, buat alam yang udah nyuburin tubuh gue dengan berbagai nutrisinya (sari nasi hingga susu sapi), buat agama Islam yang selama ini udah mendisiplinkan gue untuk berbuat sebaik yang gue bisa, dan buat bangsa Indonesia (termasuk didalamnya orang2 tercinta) yang udah mencantumkan nama gue dalam daftar calon penerus perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta, atau bahkan sebagai ibu Indonesia yang kesekian setelah R.A Kartini dan Rd. Dewi Sartika...
Gue nggak mau jadi budak kehidupan, kehidupanlah yang akan menjadi budak gue!
Itulah, apa yang gue namai dengan keyakinan hati.
Laskar Pelangi..
Takkan terikat waktu..
Jangan berhenti, mewarnai..
Jutaan mimpi di bumi..
Menarilah dan terus tertawa..
Walau dunia tak seindah surga..
Bersyukurlah pada yang kuasa..
Cinta kita di dunia..
Selamanya..
SALAM!!
Sabtu, 08 November 2008
jangan terlalu cepat
Jangan terlalu cepat
Segala tentang dia seperti siluet.
Datang sebentar, lalu pergi layaknya sebuah ilusi.
Aduh aduh, kenapa cepat sekali?
Dia tersenyum miris di sore hari.
Seperti sesosok malaikat yang menangisi bumi.
Waw, dia misterius sekali.
Dia menitipkan suatu musim di sanubariku.
Musim semi atau musim gugur?
Musim panas atau musim dingin?
Ah, sepertinya semuanya kemarau.
Kalau-kalau ia mengacau, ingin aku menghembuskan karbondioksida diwajahnya.
Kalau-kalau ia merantau, ingin aku mengikat, lalu menggemboknya di Azkaban.
Kalau-kalu ia meracau, ingin aku membekap, menjahit bibirnya dengan benang sepatu.
Kenapa ia behitu cepat?
Kenapa ia bersosok sekelebat?
Aduh aduh, kenapa terlalu cepat?
Segala tentang dia seperti siluet.
Datang sebentar, lalu pergi layaknya sebuah ilusi.
Aduh aduh, kenapa cepat sekali?
Dia tersenyum miris di sore hari.
Seperti sesosok malaikat yang menangisi bumi.
Waw, dia misterius sekali.
Dia menitipkan suatu musim di sanubariku.
Musim semi atau musim gugur?
Musim panas atau musim dingin?
Ah, sepertinya semuanya kemarau.
Kalau-kalau ia mengacau, ingin aku menghembuskan karbondioksida diwajahnya.
Kalau-kalau ia merantau, ingin aku mengikat, lalu menggemboknya di Azkaban.
Kalau-kalu ia meracau, ingin aku membekap, menjahit bibirnya dengan benang sepatu.
Kenapa ia behitu cepat?
Kenapa ia bersosok sekelebat?
Aduh aduh, kenapa terlalu cepat?
tanya kenapa?
tanya kenapa?
ketika bayang-bayang dalam dirimu bertanya akan kekesalan.
ketika mereka menghantui hatimu dengan para beban.
ketika mereka membunuh senyummu pelan-pelan.
tanya kenapa?
acapkali mereka berdiskusi, kau meringkuk sendiri.
acapkali mereka menyusun strategi, kau bergidik terintimidasi.
acapkali mereka bergerak mandiri, kau pikuk seribu elegi.
tanya kenapa?
apa dirimu gagal sendiri, atau ditakdirkan untuk gagal?
apa hidupmu hanya untuk merenungi suatu yang dinamakan gagal?
apa tetes keringatmu hanya untuk memaksakan sukses pada sebuah kegagalan?
saat kautatap langit, seakan akan runtuh diatas ubun-ubunmu.
saat kaupandang ia, seolah ia akan pergi dari hidupmu?
saat kaulihat dirimu, seperti sesosok nekrofili, mayat yang tak berhati?
apa... hidupmu hanyalah seonggok tragedi yang mati?
tanya kenapa?
ketika bayang-bayang dalam dirimu bertanya akan kekesalan.
ketika mereka menghantui hatimu dengan para beban.
ketika mereka membunuh senyummu pelan-pelan.
tanya kenapa?
acapkali mereka berdiskusi, kau meringkuk sendiri.
acapkali mereka menyusun strategi, kau bergidik terintimidasi.
acapkali mereka bergerak mandiri, kau pikuk seribu elegi.
tanya kenapa?
apa dirimu gagal sendiri, atau ditakdirkan untuk gagal?
apa hidupmu hanya untuk merenungi suatu yang dinamakan gagal?
apa tetes keringatmu hanya untuk memaksakan sukses pada sebuah kegagalan?
saat kautatap langit, seakan akan runtuh diatas ubun-ubunmu.
saat kaupandang ia, seolah ia akan pergi dari hidupmu?
saat kaulihat dirimu, seperti sesosok nekrofili, mayat yang tak berhati?
apa... hidupmu hanyalah seonggok tragedi yang mati?
tanya kenapa?
Langganan:
Postingan (Atom)