Rabu, 02 Desember 2009

Tak dan Tidak

mulut ini terkatup
mata ini melendung mendadak menahan sesuatu yang mau tumpah tanpa permisi
hati ini linu, betul.

membaca tulisan seorang saudari mengenai wanita yang telah melahirkannya ke dunia.
tentang kedukaan yang selama ini ia tahan, tentang macam-macam.

aku yang seperti dungu terus-menerus tengadah memandang layar, menahan sebisa mungkin air mata ini yang terus menjajal perang.

hanya bingung mau menulis tulisan seperti itu tentang siapa.
bahkan aku tak tahu ingin mengecup kaki siapa bila hari raya menyapa.
tak tahu ingin mendengar kisah bagaimana aku ketika baru terlahir ke dunia dari siapa
tak tahu ingin ikut meresapi sebuah perjuangan hebat ketika aku dikandung sembilan bulan lamanya dari siapa
tak tahu tempat berguru paling hebat seharusnya aku bergiat akan hobiku, sastra dan sejarah, pada siapa

hanya tak pernah sempat meyaksikan wajahnya yang serupawan dunia dan seisinya, atau sepasang matanya yang secemerlang langit malam terlengkapi bintang yang tiap malam kutatap dengan binar kerinduan.
hanya tak diizinkan Tuhan untuk sekedar melihat rupanya yang begitu begini.
tak pernah bisa minta maaf tentang banyak hal padanya.
tak pernah tahu rasanya bila bisa bercerita banyak tentang hari-hari sekolahku yang seringkali menarik.

takut-takut aku adalah sebuah kesalahan terbesar sepanjang hidupnya.
semoga tidak.
karena ia terlalu berharga untuk ditukarkan denganku kini.
sesosok remaja yang belum cakap apa-apa.

hati ini linu, betul.
ketika ingat mungkin pada hari terakhir itu aku baru mampu untuk sibuk dengan susu di dalam dotku..

aku bukan tipikal orang yang rindu belaian, kecupan mesra, ucapan sayang, atau kesempatan bermanja-manja.

hanya ingin merasakan kesal bila ia marah padaku ketika aku berleha-leha dalam belajar.
hanya ingin merasakan telinga ini pekak bila dia memarahiku kalau aku nekat menembus hujan.
hanya ingin tahu bagaimana pedas nasihatnya bila melihat nilai eksakku begitu kepayahan.

aku tidak minta macam-macam, aku hanya minta itu.
tapi Tuhan tetap tidak mengabulkan.
ya, Ia tidak mengabulkan hal yang tak mungkin terkabulkan.



bilik warung internet ini tak boleh jadi tempatku mengekspresikan melankolia semacam ini.

tapi tak bisa.

hari ini aku betul-betul tak jadi menulis posting tentang buku yang kubaca baru-baru ini. aku hanya ingin pulang dan masuk kamar.
maaf saya menangis lagi..