Kamis, 27 Mei 2010

lanjutan yang sebelumnya.

iya, jadi begitulah minat badminton saya tidak menemukan jalannya.

Lalu,
sejak tk, saya udah pengen bisa main biola. Tiap liat orkestra2 tampil di tv, saya ogah ngeganti channelnya gara2 pengen ngeliatin terus violinisnya beraksi.

Ups. Putus dulu lg ya. Ngantuuk.

Rabu, 26 Mei 2010

tau sekarang lagi apa?
Lagi jerman, abis olahraga. Ngantuk gila.
Dan saya jadi badung lagi gara2 bukannya ngerjain latihan, malah blogging dengan kalemnya, sementara frau nur manyun di depan kelas gara2 dicuekin.

Tahukah? Minggu ini musim galau. Musimnya saya mikirin sesuatu dgn begitu berlebihan sampe bikin badan dan pikiran letih ga keruan.

Oh tidak. Kenapa dirimu yas?

Energi itu mahal. Terlalu mahal buat dibuang2 percuma. Buat dapet energi, kita harus makan nasi. Nasi kan harus dibeli.

Kenapa hey kenapa saya galau?

Karena eh karena entah kenapa blkgan ini tiba2 saya kepikiran hidup saya yang udah 16 taun lebih saya jalani. Dan entah kenapa tiba2 saya jadi menyesali banyak hal yang terlewat begitu saja tanpa permisi.

Contohnya,
dulu saya masuk tim bulutangkis sekolah waktu sd (tunggal putri loh. Lah terus kenapa) ya, jangan ditanya. Saya sangat menikmati tiap jam latihan saya.
Shuttle run buat melatih kelincahan, skipping buat mengasah lompatan, loncat kodok keliling gor sampe kaki mau copot, sircuit training buat melatih stamina. Belajar serve, loop, dropshot, netting, smash.
Sempat saya mau melanjutkan hobi ini jadi karir. Tapi jelas, orangtua ga support karna menurut mereka jadi atlet bukanlah pekerjaan yang prospektif.

-ehh. Udah dulu ya. Mau ngerjain latian dulu. Nanti disambung ke posting berikutnya.hehe

Minggu, 23 Mei 2010

gue jadi keparat sore ini, karena bukannya bikin juklak LKO malah blogging, dan ngetweet. Dan malah (lagi) nontonin semifinal UBER CUP (muaach!) 2010 kemarin yang versus china.
haaaghh!

Ya Allah kenapa jalan hidup saya ga jadi atlet bulutangkis ajaaaa.
:(

Rabu, 12 Mei 2010

Tolong

kehilangan figur kakak.
tolong, saya kangen figur kakak.

sayangnya hidup ini gabisa di-rewind.





Ya Allah, betapa ingin saya..
Amiin.
Semoga ini memang jalan saya.

Selamat berjuang Prabanings!
"Nak, yang namanya bersabar itu tidak pernah hilang arti di mata Allah SWT. Ga pernah ada kesabaran tanpa kesakitan. Mereka itu sebenarnya berkawan yang berlainan sifat. Tapi kita harus yakin, kalau Allah SWT selalu mengetahui betul kesakitan yang kita rasakan. Untuk apa? untuk diganti dengan pahala dan kebahagiaan yang berlipat-lipat bagi kita di masa mendatang."

-Ibu Nunung, guru agama tersayang-

:)

kenapa jadi sedih?

entah kenapa sejak Sri Mulyani mulai booming gara-gara kasus Bank Century, saya langsung sedih. Pas tau beliau mundur jadi Menkeu apalagi.

kenapa hey kenapa?
karena nambah lagi putra terbaik bangsa ini yang dipinggirkan di negerinya sendiri.

ekonomi ya ekonomi. Diurusnya sama ekonom. Bukan sama politikus.

menurut Rhenald Kasali, Guru Besar Manajemen Universitas Indonesia,
ekonomi kini menjadi suatu mainan yang dipindahtangankan secara keliru. Suasana politik yang tidak lagi kondusif membuai para intelek ekonomi untuk duduk di pinggir ring, dan membiarkan ekonomi itu sendiri diurus oleh para politikus.

Sepertinya, Sri Mulyani yang sejak awal dinilai oleh para pengamat politik tidak berminat sedikitpun pada politik dan kekuasaan, tidak menolong sama sekali posisi politisnya di pemerintahan sebagai bendahara negara.
Ketidak-tertarikan beliau akan kekuasaan bukan berarti menghapus nama beliau dari daftar sasaran intrik-intrik politik yang dilancarkan oleh pihak-pihak pengagung kepentingannya dan kepetingan kelompoknya masing-masing yang tidak bertanggungjawab itu.

kita yang awam, seyogyanya menilai bahwa kebijakan rekapitalisasi Bank Century yang menghabiskan dana sebesar 6,7 triliun rupiah itu adalah keputusan yang sangat feodal dan bernuansa kapitalis.
tapi, apakah sama menurut para ekonom?
belum tentu iya.
barangkali itulah resiko yang harus ditempuh Sri Mulyani yang berniat menolong negerinya yang masuk ke keluarga negara dunia ketiga dari krisis ekonomi berkepanjangan.

di lain hal,
menurut saya beliau adalah pemimpin yang berani. berani memutuskan yang benar, bukan yang menguntungkan bagi dirinya, maupun reputasinya sebagai pejabat negara.
kapan lagi ada yang seperti ini?

*nanti, ketika saya dan kaum muda lainnya telah dewasa dan matang untuk memimpin negeri ini. amiin :)

baiklah Ibu Sri,
selamat bekerja maksimal di World Bank, saya salut dan bangga memiliki pemimpin seperti ibu.
:)

Sabtu, 08 Mei 2010



kemarin nyobain gudeg kendil Yu Djum (yu Djuminten) enak bangeet. pake kumut (kepala santan). ga jauh dari Malioboro. Rekomenan mbak Heni. Katanya kalo jalan sama mas Indra yang ganteng, mereka mampirnya kesini.
ga salah, emang enak pisaan.
harga ekonomis, rasa mantap.

AYO MAKAN NASI LIWET SOLO! NAGIH :)



BUKAN NASI LIWET SUNDA YANG ASIN ITU LOH.
INI NASI LIWET SOLO, BERTEBARAN KAYAK DEBU DI KAMPUNGNYA MARIA LAKSMI INRIYASTUTI. (HAHA MAAF YA MI DIEKSISKAN)
COABAIN AYO COBAIN KALO MAMPIR KE SOLO. ENAK BANJJEEET.
AKHIRNYA BISA HEADSTAND! YEAH. :)))

psikotes pengkhianat.

hasil psikotes PRABANING TYAS , 16 tahun:

Kemampuan IPA : tinggi sekali
Kemampuan IPS : tinggi sekali
Kemampuan BAHASA : tinggi sekali

HASIL TES MULTI KECERDASAN:

Visual spasial (memperkirakan ruang) : tinggi
Linguistik (bahasa) : tinggi sekali
natural (memahami kejadian alam) : sedang
tiga dimensi (memahami bangun ruang) : tinggi sekali
musikal : sedang
matematis : tinggi

HASIL TES IQ: 137 KATEGORI : SANGAT CERDAS

HASIL TES GAYA BELAJAR:

Visual : 96 %
Auditorial : 98 %
Kinestetik: 58 %

HASIL TES DOMINASI OTAK :

Left Brain (logic) : 68%
Right Brain (abstract) : 89 %



Jadi. pertanyaannya adalah : bagaimana bisa kecerdasan tiga dimensi dan matematis ditunjang dengan penggunaan otak kiri yang hanya separuhnya dari seluruh pemakaian otak saya?

"Kamu tuh kan dibilangin ga nurut, matematika tuh bukannya kamu ga bisa. tapi kamunya gamau nyoba. ya gimana mau bisa kalo ga dinikmati. Tuh kecerdasan tiga dimensi sama matematisnya aja mampu, kok kamunya sendiri ogah-ogahan gitu. Itu kan dengan modal segitu bisa masuk fisika murni ITB tau ga de?"

BRAK BRUK BRAK BRUK. DHUARR.

iyalah apapun, dari saya sadar sekolah itu juntrungnya kerja, saya gapernah minat jadi seorang teknokrat, mam.
"Success is not the key to happiness.
Happiness is the key to success.
If you love what you are doing,
you will be successful."

- Albert Schweitzer

Minggu, 02 Mei 2010

film yang berkesan

suatu waktu, di bus ketika pulang stuban dari sman 8 Jakarta.

jok di belakang jok saya, duduklah 2 orangteman laki-laki.
sebut saja namanya r*za dan *li.
alah sudahlah percuma disenor juga buat apaa.

karena mereka ngobrolnya agak keras, terdengarlah oleh saya.

*catatan : waktu itu di bus lagi nonton Armageddon.


Ali :"Eh za, film ini berkesan siah buat urang."
Reza: "Kenapa gitu?"
Ali: "Soalnya ini film pertama yang gue tonton sama cewe."
Reza: "weits.."

saya : "adeeuh.."
ali: Eh yas, maneh ada film yang berkesan gitu ga.. ditonton sama siapa gitu..."
saya: (berpikir) "ada."
ali & reza :"adeuh.. apa?"
saya: "the bugs Life"
ali &reza: " adeuh, nontonnya sama cowo pertama ya yas?"
saya: "bukan. sama kakak gue."
ali: "terus berkesannya kenapa?"
saya: " soalnya itu pertama kalinya dalam hidup gue masuk ke gedung bioskop.."

jadi?

setelah ditilik lebih jauh, lebih dalam.
ternyata hidup saya dari A sampai Z bukan termasuk perjalanan yang dihiasi hoki sana-sini.

Alhamdulillahnya, meski ga gede hoki hidup saya indah dan berkah hingga detik ini. Thank you, Allah.. (inhale)
:)

Dimulai dari hal-hal kecil aja, waktu SD saya paling ogah kalo harus dimarahin guru di depan kelas gara-gara ga bikin peer. Nah, jadi rajinlah saya mau ga mau suka ga suka.
Disaat saya udah ngerjain peer sampe hatam, berbahagia karena hari ini saya bakal lolos dari ajang penurunan harga diri seorang pelajar yang dilakukan oleh gururnya sendiri.
Sementara, teman sebangku saya yang kelupaan bikin peer dan cengangas-cengenges aja, karena apa?
Guru saya ga masuk hari itu.
Damn.

Seringkali ga habis pikir, teman saya banyak banget yang meraih satu pencapaian dan ketika ditanya "kok bisa?" atau "ih keren.."
mereka hanya bilang:
"ga tau aku juga.." atau "ga nyangka aku juga.." atau "ini mah kebetulan.."

ya, mungkin saya juga pernah seperti itu.
tapi jarang.

apa yang saya capai, apapun, hingga hal terkecil biasanya adalah suatu yang udah saya usahakan sebelumnya. dengan niat, dengan usaha, dengan doa. baru saya bisa.

sering saya terpeku, berpikir apa saya emang bakatnya ga hoki atau gimana? sementara banyak orang di luar sana meraih banyak hal hanya dengan coba-coba dan melangkah ringan saja.

tapi kemudian saya mikir,
bisa aja saya jadi manusia nyampah jikalau meraih cita-cita saja dengan keberuntungan.
mungkin say tipe orang yang cepat puas, dan ga cocok samasekali jadi orang beruntung macam itu.

ga ada usaha, ga ada harga.
usaha mungkin adalah 'daya beli' kita terhadap keberhasilan yang kita impikan.

ketika saya beruntung dan secara ga diduga-duga mendapatkan sesuatu yang saya inginkan dengan mudahnya, mungkin itu bisa diibaratkan dengan 'menang lotre' atau 'menang undian'.
setelahnya, ada 'pajak' yang harus dibayar.

tapi jika kita berusaha dengan gigih sebelumnya, 'pajak' itu nihil dengan sendirinya.

ga ada yang salah dengan beruntung,
hanya saja jangan pernah bersandar kepadanya.
ayo pegang itu dari.

bantulah dirimu, maka Allah akan membantumu.
karena Allah hanya akan menolong orang yang menolong dirinya sendiri.

usaha yang kita lakukan akan menempa diri kita jauh lebih kuat daripada yang kita kira.

besi menjadi pedang setelah dipanasi dan dipukul berkali-kali.
pasir menjadi kaca setelah dipanaskan dalam suhu yang tinggi.
permata menjadi berlian setelah diasah.
daging menjadi dendeng setelah dipukul-pukul setengah mati (naoon)

jadi?

usaha itu ga pernah rugi. :)

seperti kata kang hari:

"Usaha itu bukan untuk berhasil, tapi untuk mencoba. karena dalam mencoba itu sendiri kita membangun kesempatan-kesempatan untuk berhasil."