Minggu, 21 November 2010

Habis kata

hari ini seolah Yang Maha Kuasa sedang berusaha berbicara empat mata pada saya.
Tentang banyak hal.

Seakan Dia sedang berusaha memberi tahu saya bahwa pertolongan itu ada. Keberuntungan itu ada. Doa itu bukan sekedar rentetan kata asing yang dibaca layaknya mantera, tapi benar-benar nyata. Bahwa mukjizat itu ada. Bahwa Dia Maha Melihat dan Maha Mengerti (bikin sendiri bahasanya) hamba-hambaNya. Dia bukan sosok agung yang diagung-agungkan tanpa sebuah keberadaan yang nyata. Keberadaan-Nya sungguh tidak terbantahkan.
Allahu Akbar!

Minggu, 17 Oktober 2010

Sebuah kejutan kecil bermakna maha besar

dibiarkan terlantar nunggu sejam lebih pada sabtu pagi yang amat sangat cerah sekali.
eh ga terlantar teuing juga deng, ngobrol berdua sama athun di gerbang piket sampai sekering kerupuk nungguin neng lety nyampe. itu anak setengah jam yang lalu ngesms katanya lagi di jalan jakarta, tapi sampe sejam lebih kemudian entah kenapa ga muncul-muncul. random abis, acara keliling museum terancam batal. ngek.

Nah! akhirnya neng lety muncul tapi cuma dadah-dadah dari kejauhan lalu menghilang kembali sampai sepuluh menit kemudian dan bersama yang lainnya membawa sebuah kue rasa green tea berlumur coklat nyam plus keprok-keprok. lalu neng nila menyerahkan sebuah bungkusan cuantik dari kertas crap warna biru yang ternyata dalamnya adalah sebuah scrapbook ucapan selamat nanana dari teman-teman. Pitanya, bungkusnya, kawatnya warna biru semua. begitu lovable.

belum beres, neng lety memberi sebuah gelang berwarna kuning moncerang yang ternyata adalah gelang kembar bersama L4. Kuning adalah warna yang dipilih dengan suatu alasan yang membuat saya mati gaya.

Scrapbook. Kue. Gelang.

Lebih dari itu, waktu, niat dan perhatian dan doa.

Makasih temanteman sayaangs, sayang kalian selama-lamanya.

Hari Yang Tercukupi

Hari kemarin aku dibilang ulang tahun.

Selamat ulang tahun.
Wilujeng tepang taun.
Zum geburtstag.
Happy birthday.
Selamat milad.
Otanjoubi Omedettou.

Usia bertambah, umur tidak.
Dapat KTP. Ada wacana nyoblos kalo Pemilu.

Subuh jam setengah satu aku sengaja bangun dengan terhuyung. Alarm telepon genggam diatur semenjak tadi malam sebelum mata terpejam. Dengan gagap aku ingin menjumpai Allah dalam gelap walau jika ingin jujur sungguh badan berontak tak kuat, mata bilang sudah lima watt. Tapi setidaknya pada awal hari pengulangan kesekianbelas kalinya dimana aku akhirnya terlahir ke dunia dengan susah payah, aku ingin bicara banyak pada-Nya. Disaat langit sejuk, udara hening, ingin bercerita banyak pada-Nya tentang banyak sekali hal. Aku bukan seorang ahli tirakat dan solat malam yang bisa bercerita tentang nikmatnya kekhusukan solat-solat yang kudirikan. Sungguh solatku tak khusuk. Jauh dari khusuk. Tubuh ini bersujud tapi pikiran bertamasya kemana-mana. Kepada banyak sekali hal. Aku solat dengan memikirkan banyak hal. Memang aku hamba kurang ajar. Beribadah bukannya memuja Tuhan malah bercerita pada-Nya. Jika Allah bisa bertelepati, maka bisa dipastikan waktu itu aku sedang bertelepati denganNya. Pikiran yang tidak bisa dikendalikan ini aku kira sampai pada-Nya. Aku yakin Dia mendengarku. Kemudian aku merasa bahagia.

Aku habiskan waktu yang panjang untuk merenung. Bayangkan saja sehabis solat bukan berdoa malah merenung. Hamba macam apa aku ini. Bukan renungan galau, hanya renungan penyadaran diri. Bahwa aku terlahir diatas banyak pengorbanan dan sebuah pengorbanan maha besar yang aku sendiri tak yakin kelak dapat melakukan yang serupa. Bahwa aku tumbuh besar diatas banyak pengorbanan juga. Bahwa aku bisa mengecap bangku sekolah adalah diatas banyak pengorbanan juga. Pengorbanan yang datangnya bukan dari tempat seharusnya.

Aku hidup diatas banyak pengorbanan.
sekianbelas tahun membuat banyak orang berkorban demi aku. demi masa depanku.
sekianbelas tahun menyusahkan banyak orang yang tak seharusnya kubuat kesusahan.
sekianbelas tahun aku hidup sebagai beban. beban finansial, beban moral.

Di setiap napas
di setiap langkah
aku merasa berhutang akan banyak hal
pada semua.

pada keluarga tersayang yang telah begitu tulus.
pada Allah.
pada banyak hal.
aku merasa berhutang

Jumat, 24 September 2010

kausalitas

hari ini bener-bener bikin gemes.

gara-gara telat nyapu, jadi telat mandi, karna telat mandi jadi telat sarapan, karena telat sarapan jadi telat ngambil ongkos, karena telat ngambil ongkos jadi telat berangkat. dan karena telat berangkat jadi telat nyampe sekolah, karena telat nyampe sekolah jadi telat masuk kelas, karena telat masuk kelas jadi telat ulangan agama bersama Madam Odja. Dan karena telat ulangan agama bersama Madam Odja jadi telat ngumpulin ljk. Karena telat ngumpulin ljk jadi telat ganti baju olahraga, karena telat ganti baju olahraga jadi telat dateng ke lapbal, dan karena telat dateng ke lapbal jadi telat.. Eh ga deng, telatnya berhenti sampai di sini.

sekarang ngerti kan apa hikmah kedisiplinan?

Selasa, 31 Agustus 2010

konsep dasar

3 konsep dasar tentang kelastiga:

1. belajar
2. berdoa
3. berserah


(fyuhh)
"Kalo udah kelas tiga, aku makin sensi kalo ada yang nanyain soal tujuan kuliah. Bawaannya pengen mengkerut dan gamau jawab. Atau pernah sekali waktu malah pengen marah. Pokonya tujuan kuliah aku biar dikit aja yang tau, tau-tau keterima aja. kan enak."
-ucapan salah seorang teman-

(Like this)

Senin, 30 Agustus 2010

udah lama ga nulis aja, gatel.

baru kali ini merasa begitu banyak yang ada di otak sampe ga mood nulis banyak-banyak.
kalo gue jeruk, pas mau dikupas pasti langsung muncrat.
*ngiiiing

Senin, 16 Agustus 2010

Sebenarnya

dari beberapa hari yang lalu ternyata saya punya unek-unek baru.

solat subuh itu kan sejatinya punya hikmah supaya kita bangun lebih pagi dan mencegah telat beserta segala tetek-bengeknya dalam mengawali segala kegiatan kita di pagi hari toh? bukannya begitu iya kan?

mm logisnya pun, segala hal yang direncanakan dengan baik kemungkinan berhasilnya akan lebih besar kan? bukannya para western pun setuju mengenai hal ini?

plan.
rencana, rencana, rencana.
ada dimana-mana.

mau bikin proyek direncanakan. mau bikin acara direncanakan. mau bikin pesta hura-hura juga direncanakan. mau belajar bareng direncanakan. mau nyontek juga direncanakan.

nah tuh kan segitu banyak hal yang butuh perencanaan.
lantas gimana merencanakan hari?

ya solat subuh barangkali bisa jadi merupakan suatu bentuk perencanaan hari yang bakal kita jalani. menyusun rencana bersama Allah SWT, mau ngapain aja hari ini, kira-kira kesulitannya apa aja, lantas mohon untuk dimudahkan dan diberkahi segala sesuatunya bukan begitu?

solat subuh kayanya suatu simbol itikad baik seorang muslim untuk beriikhtiar melakukan segala pekerjaannya.

dan ironisnya banyak sekali di antara kita yang justru malah mengambinghitamkan solat subuh ini sebagai alasan kesiangan iya toh?

dari keponakan saya yang masih balita, saya sendiri, beberapa rekan, sampe bapak-bapak yang duduk di pangkuan amanat rakyat sana.

seringkali saya merasa ngeri sendiri.

saudaraku, sedikit tabligh ini mungkin bobotnya tak seberapa, tapi semoga bisa menjadi bahan introspeksi kita bersama ya.
Allah SWT menyertaimu.

Jumat, 06 Agustus 2010

kenapa?

kenapa ya, makin deket ke dunia perkuliahan malah makin bimbang?

Senin, 26 Juli 2010

Nyamannya

Nyamannya menjadi pembungkam mulut sendiri sekarang. hihi

Berpikir lebih enaak.

Kembali ke bentuk semula bisa?
ke diri yang banyak mikir dan sedikit mengungkapkan

I'm lovin' it badly.

ingin terus mempertahankan ini sampai waktu yang tidak ditentukan

sampai semua kontaminan ini hilang
kembali ke alami, kembali ke natural
"Aku hanya tidak ingin banyak menuntut apapun dari siapapun. Aku belajar untuk dapat menerima apa yang diberi dan mencari sendiri apa yang kuingin."

tiba-tiba kemarin kepikiran.

Selasa, 13 Juli 2010

baru

guru matematika baru.
guru pkn baru.
guru TIK baru.
guru bahasa inggris baru.
guru agama baru.
wali kelas baru.
kelas baru.

semangat baru.
cita-cita lama.

kelas tiga

kelas baru. hidup baru. rutinitas baru.
hayaahh..

Rabu, 07 Juli 2010

tentang dust girl

permisi hore, posting sebelumnya diskip dulu lanjutannya.
I'm not in a good shape to think about a worthy thing like that hehe

beberapa hari kebelakang, tidur jadi kerasa nikmat luar biasa.
Lewat maghrib dikit, beres nganget2in makanan, solat, dan makan malem mata udah berat ga keruan. Gaada kata begadang, kecuali kalo besok subuh siap ngepel dengan mata terpejam.

Tyas the dust girl
subuh, beres solat dalam kondisi fokus belum terkumpul, ngepel teras. Alhamdulillah banget mang-mang sekitar rumah getol udah pada nangkring jam segituan. Jadi ga keueung.

Beres ngepel lanjut nyapu dalem rumah. Dongkol kalo ada yang berserakan di lantai. Apapun itu.

Lepas nyapu, piring gelas cucian menunggu bekas tadi malem. Harusnya dan baiknya sih diberesin dari tadi malem. Tapi ya itu tadi, lepas maghrib dikit udah tepar. Cucian pun lewat..

Nyuci piring kelar, tangan wangi sabun pencuci piring. Keset keset gimanaa gitu

masak air minum! Air anget dua termos pasti udah ga layak minum. Termos yang gede paling sering dipake jadi pasti abis. Dan yang kecil, airnya pasti udah dingin.

Ngangetin nasi pake panci steam. Nasi sisa tadi malem biasanya masih banyak dan cukup buat sarapan. Jadi gausah masak lagi.

Ngangetin lauk satu-satu pake pan. Pake katel juga oke sih, tapi buat yang ga berkuah suka lengket. Piringnya diganti yang baru biar indah dan ga basi.

Beres urusan dapur, keinget jemuran yang kemarin belum kering, walhasil kudu dijemur lagi. Naiklah ke loteng buat ngejemur. Mumpung belum terlalu panas. Kalo siangan dikit suka serab, ga enak.

Turun lagi, baju menumpuk tidak indah di atas mesin cuci. Jadi direndamlah itu baju-baju kotor (yang punya saya aja). Baju yang suka luntur direndemnya terpisah. Yaa minimal cucian saya ga nambah repot orang, meski saya juga ga sanggup nyuciin cucian orang serumaheun. Sebetulnya gaperlu repot2 nyuci manual, wong mesin cuci di rumah masih sehat walafiat. Tapi udah pewe nyuci pake tangan, bisa main busa, dan bisa ngelamun. Yang terakhir itu yang bikin saya betah nyuci manual sampe sekarang. Haha

udah nyuci dan dibilas, direndem pake softener. Sambil nunggu ngapain coba? Nyiram tanaman.

Beres nyiram, meres cucian, ngeringin, jemur. Habis perkara.

Udah gitu ngeberesin kamar. Rapiin seprai, kebut selimut, lipet. Kebut bantal, susun. Rapiin meja belajar, dilap sedikit. Buka gordyn biar udara masuk dan ga lembab. Matiin lampu karna udah cerah juga.

Sekarang apa?
Mandi.

Sekian untuk pagi ini dan akan berlanjut lagi siang nanti.
Fyuh

Selasa, 06 Juli 2010

ayo mikir-mikirin hal-hal serius sekarang. Karena udah lama juga ga begini. No chance no time no passion.
Kangeen

pas mikirin perihal dunia perkuliahan kelak (masih jauh woy, pikirin ujian2nya aja dulu prab), tiba-tiba kepikir tentang motivasi saya sekolah tinggi-tinggi begini buat apa, dan mau ngapain saya nanti saat nama saya nambah panjang dan bukan dua kata lagi.

Well.
Hari ini, siapa yang bisa unggul dalam hitam di atas putih hampir boleh dikata itulah pemenangnya.
Orang secerdas apapun kalo kehidupan akademisnya gagal, kalo gapunya minimal 4 ijazah, tetep akan dipandang sebelah mata. Suka ga suka, mau ga mau.
Penegasan kelulusan atas selesainya seseorang dalam menempuh jenjang-jenjang pendidikan bisa jadi hal paling prestisius ke-2 setelah uang.

Mungkin, faktor prestise ini juga yang jadi momok menakutkan buat orang-orang kecil yang budget buat makan aja terbatas, apalagi buat sekolah.
Udah hidup pas-pasan, ga tamat sekolah pula, apa yang menjadi 'harga diri' atau 'daya jual' kami di masyarakat? Mungkin itu pikir mereka.

Buat orang berada, mungkin lain lagi. Sekolah adalah salah satu bentuk investasi masa depan yang cukup menjanjikan.
Hari ini sekolah, besok lulus, cari kerja yang mapan dan banyak tunjangan, dapat uang. Walhasil kaya.
Orangtua berbangga anak-anaknya menjadi orang-orang berdasi.

Faktor kemapanan sangat masuk akal, mengingat mubadzir juga kalo setelah disekolahkan (dengan biaya yang kalo ditotal-total bisa jadi nominal yang spektakuler sekale), si anak masih menyusahkan ortu akibat kondisi finansial belum memadai. Bisa disimpulkan, uang sang ortu yang dulu habis buat sekolah pada akhirnya tidak mendapat untung sama sekali.
Nanti dilanjut lagi yaa ngantuk hehe

Senin, 14 Juni 2010

Semoga (amiin)

semoga naik kelas ya prabs, dengan nilai yang memuaskan dan ranking yang membanggakan (supaya dapet diskon buat bimbel)

semoga pas kelas 3 dan seterusnya belajarnya bener ya prabs, jangan bolong-bolong dan nunda-nunda peer apapun lagi.

semoga nilai UN-nya memuaskan ya prabs, lulus dengan lancar tanpa hambatan supaya hati tenang dan ga bikin orangtua di rumah jantungan.

semoga dicerdaskan otak kamu oleh Allah SWT ya prabs, supaya cepet nangkep apa yang dipelajarin dan bisa bantu ngajarin orang lain yang belum ngerti.

semoga keterima di UI ya prabs, supaya kedepannya bisa melangkah lebih mantap karena ap yang kamu cita-citakan tercapai.

semoga keterima di FEUI ya prabs, supaya pas lulus nanti bisa menolong saudara-saudaramu yang seringkali mengemis di negeri sendiri.

semoga Accounting Competition taun ini menang ya prabs, supaya bisa ngangkat nama SMA 3 di kancah per-akuntansian.

semoga makin shalehah ya prabs, rajin beribadah dengan motivasi ingin mendekatkan diri kepada-Nya dan bukan untuk mendapat keinginanmu semata.

semoga makin berbakti pada ortu ya prabs, jangan banyak minta, jangan banyak maunya, tapi banyak-banyaklah memberikan apa yang bisa membuat mereka bangga.

semoga makin hemat ya prabs, itu hasil part time jangan dibuang-buang ga keruan, mending nabung buat masa depan.

semoga doa-doamu terkabul ya prabs, supaya hidupmu yang singkat ini bermanfaat bagi semua

amiin.

Minggu, 13 Juni 2010



jaden smith oke banjeet! haha

Senin, 07 Juni 2010

Rumah Baru

sore ini pemalu, kamu tahu?
lihat saja matari yang kadang muncul kadang sembunyi
mata ini kesilauan cahaya oranyenya yang menohok kornea

rupa-rupanya di minggu yang panas nan kering ini kamu menangis
mencipta hujan yang macam gerimis,
perlahan tapi mematikan
tidak deras tapi membuat panas demam

ketika dari sudut matamu mengucurkan buliran sendu itu
aku segera tahu kau pun tengah melepas sekujur rasa sesak yang telah lama mengulummu

kamu bilang
hidupmu baik saja namun sedikit sesak
harimu gembira namun sedikit berantak
dirimu bahagia namun sedikit tak puas

tanganmu mengepal kuat, kesal seperti ingin meninju apa saja disekelilingmu
mataku nanar, bukan iba bukan kasihan tapi merasakan kesakitan

dalam limbung kamu hanya mengerang, mengerang.
kamu memeluk udara didepanmu erat-erat

matamu bengkak, itu kemerahan sampai mengembang tidak wajar
aku pun sama

angin yang bebas lalu-lalang
menghembus pada apa saja yang ia papasi
menerpa yang kokoh
meniup yang ringan
mengeringkan air matamu yang sejenak berlinang

kamu bilang
tak ada orang perhatikan kamu
tak ada rumah yang menyambutmu

lalu sekotak susu UHT yang kuberikan kemarin padamu?
itu karena aku takut kamu pulang malam lantas bangun kesiangan dan tak sempat sarapan.

lalu duduknya aku disini, jarak limabelas sentimeter darimu?
itu karena aku ingin mendengar rentetan cerita darimu yang belakangan termangu dungu seperti orang amnesia kehilangan identitas hidupnya.

lalu mataku yang bengkak jelek ini sekarang?
itu karena hatiku telah jadi rumah barumu,
sayang.

Kamis, 27 Mei 2010

lanjutan yang sebelumnya.

iya, jadi begitulah minat badminton saya tidak menemukan jalannya.

Lalu,
sejak tk, saya udah pengen bisa main biola. Tiap liat orkestra2 tampil di tv, saya ogah ngeganti channelnya gara2 pengen ngeliatin terus violinisnya beraksi.

Ups. Putus dulu lg ya. Ngantuuk.

Rabu, 26 Mei 2010

tau sekarang lagi apa?
Lagi jerman, abis olahraga. Ngantuk gila.
Dan saya jadi badung lagi gara2 bukannya ngerjain latihan, malah blogging dengan kalemnya, sementara frau nur manyun di depan kelas gara2 dicuekin.

Tahukah? Minggu ini musim galau. Musimnya saya mikirin sesuatu dgn begitu berlebihan sampe bikin badan dan pikiran letih ga keruan.

Oh tidak. Kenapa dirimu yas?

Energi itu mahal. Terlalu mahal buat dibuang2 percuma. Buat dapet energi, kita harus makan nasi. Nasi kan harus dibeli.

Kenapa hey kenapa saya galau?

Karena eh karena entah kenapa blkgan ini tiba2 saya kepikiran hidup saya yang udah 16 taun lebih saya jalani. Dan entah kenapa tiba2 saya jadi menyesali banyak hal yang terlewat begitu saja tanpa permisi.

Contohnya,
dulu saya masuk tim bulutangkis sekolah waktu sd (tunggal putri loh. Lah terus kenapa) ya, jangan ditanya. Saya sangat menikmati tiap jam latihan saya.
Shuttle run buat melatih kelincahan, skipping buat mengasah lompatan, loncat kodok keliling gor sampe kaki mau copot, sircuit training buat melatih stamina. Belajar serve, loop, dropshot, netting, smash.
Sempat saya mau melanjutkan hobi ini jadi karir. Tapi jelas, orangtua ga support karna menurut mereka jadi atlet bukanlah pekerjaan yang prospektif.

-ehh. Udah dulu ya. Mau ngerjain latian dulu. Nanti disambung ke posting berikutnya.hehe

Minggu, 23 Mei 2010

gue jadi keparat sore ini, karena bukannya bikin juklak LKO malah blogging, dan ngetweet. Dan malah (lagi) nontonin semifinal UBER CUP (muaach!) 2010 kemarin yang versus china.
haaaghh!

Ya Allah kenapa jalan hidup saya ga jadi atlet bulutangkis ajaaaa.
:(

Rabu, 12 Mei 2010

Tolong

kehilangan figur kakak.
tolong, saya kangen figur kakak.

sayangnya hidup ini gabisa di-rewind.





Ya Allah, betapa ingin saya..
Amiin.
Semoga ini memang jalan saya.

Selamat berjuang Prabanings!
"Nak, yang namanya bersabar itu tidak pernah hilang arti di mata Allah SWT. Ga pernah ada kesabaran tanpa kesakitan. Mereka itu sebenarnya berkawan yang berlainan sifat. Tapi kita harus yakin, kalau Allah SWT selalu mengetahui betul kesakitan yang kita rasakan. Untuk apa? untuk diganti dengan pahala dan kebahagiaan yang berlipat-lipat bagi kita di masa mendatang."

-Ibu Nunung, guru agama tersayang-

:)

kenapa jadi sedih?

entah kenapa sejak Sri Mulyani mulai booming gara-gara kasus Bank Century, saya langsung sedih. Pas tau beliau mundur jadi Menkeu apalagi.

kenapa hey kenapa?
karena nambah lagi putra terbaik bangsa ini yang dipinggirkan di negerinya sendiri.

ekonomi ya ekonomi. Diurusnya sama ekonom. Bukan sama politikus.

menurut Rhenald Kasali, Guru Besar Manajemen Universitas Indonesia,
ekonomi kini menjadi suatu mainan yang dipindahtangankan secara keliru. Suasana politik yang tidak lagi kondusif membuai para intelek ekonomi untuk duduk di pinggir ring, dan membiarkan ekonomi itu sendiri diurus oleh para politikus.

Sepertinya, Sri Mulyani yang sejak awal dinilai oleh para pengamat politik tidak berminat sedikitpun pada politik dan kekuasaan, tidak menolong sama sekali posisi politisnya di pemerintahan sebagai bendahara negara.
Ketidak-tertarikan beliau akan kekuasaan bukan berarti menghapus nama beliau dari daftar sasaran intrik-intrik politik yang dilancarkan oleh pihak-pihak pengagung kepentingannya dan kepetingan kelompoknya masing-masing yang tidak bertanggungjawab itu.

kita yang awam, seyogyanya menilai bahwa kebijakan rekapitalisasi Bank Century yang menghabiskan dana sebesar 6,7 triliun rupiah itu adalah keputusan yang sangat feodal dan bernuansa kapitalis.
tapi, apakah sama menurut para ekonom?
belum tentu iya.
barangkali itulah resiko yang harus ditempuh Sri Mulyani yang berniat menolong negerinya yang masuk ke keluarga negara dunia ketiga dari krisis ekonomi berkepanjangan.

di lain hal,
menurut saya beliau adalah pemimpin yang berani. berani memutuskan yang benar, bukan yang menguntungkan bagi dirinya, maupun reputasinya sebagai pejabat negara.
kapan lagi ada yang seperti ini?

*nanti, ketika saya dan kaum muda lainnya telah dewasa dan matang untuk memimpin negeri ini. amiin :)

baiklah Ibu Sri,
selamat bekerja maksimal di World Bank, saya salut dan bangga memiliki pemimpin seperti ibu.
:)

Sabtu, 08 Mei 2010



kemarin nyobain gudeg kendil Yu Djum (yu Djuminten) enak bangeet. pake kumut (kepala santan). ga jauh dari Malioboro. Rekomenan mbak Heni. Katanya kalo jalan sama mas Indra yang ganteng, mereka mampirnya kesini.
ga salah, emang enak pisaan.
harga ekonomis, rasa mantap.

AYO MAKAN NASI LIWET SOLO! NAGIH :)



BUKAN NASI LIWET SUNDA YANG ASIN ITU LOH.
INI NASI LIWET SOLO, BERTEBARAN KAYAK DEBU DI KAMPUNGNYA MARIA LAKSMI INRIYASTUTI. (HAHA MAAF YA MI DIEKSISKAN)
COABAIN AYO COBAIN KALO MAMPIR KE SOLO. ENAK BANJJEEET.
AKHIRNYA BISA HEADSTAND! YEAH. :)))

psikotes pengkhianat.

hasil psikotes PRABANING TYAS , 16 tahun:

Kemampuan IPA : tinggi sekali
Kemampuan IPS : tinggi sekali
Kemampuan BAHASA : tinggi sekali

HASIL TES MULTI KECERDASAN:

Visual spasial (memperkirakan ruang) : tinggi
Linguistik (bahasa) : tinggi sekali
natural (memahami kejadian alam) : sedang
tiga dimensi (memahami bangun ruang) : tinggi sekali
musikal : sedang
matematis : tinggi

HASIL TES IQ: 137 KATEGORI : SANGAT CERDAS

HASIL TES GAYA BELAJAR:

Visual : 96 %
Auditorial : 98 %
Kinestetik: 58 %

HASIL TES DOMINASI OTAK :

Left Brain (logic) : 68%
Right Brain (abstract) : 89 %



Jadi. pertanyaannya adalah : bagaimana bisa kecerdasan tiga dimensi dan matematis ditunjang dengan penggunaan otak kiri yang hanya separuhnya dari seluruh pemakaian otak saya?

"Kamu tuh kan dibilangin ga nurut, matematika tuh bukannya kamu ga bisa. tapi kamunya gamau nyoba. ya gimana mau bisa kalo ga dinikmati. Tuh kecerdasan tiga dimensi sama matematisnya aja mampu, kok kamunya sendiri ogah-ogahan gitu. Itu kan dengan modal segitu bisa masuk fisika murni ITB tau ga de?"

BRAK BRUK BRAK BRUK. DHUARR.

iyalah apapun, dari saya sadar sekolah itu juntrungnya kerja, saya gapernah minat jadi seorang teknokrat, mam.
"Success is not the key to happiness.
Happiness is the key to success.
If you love what you are doing,
you will be successful."

- Albert Schweitzer

Minggu, 02 Mei 2010

film yang berkesan

suatu waktu, di bus ketika pulang stuban dari sman 8 Jakarta.

jok di belakang jok saya, duduklah 2 orangteman laki-laki.
sebut saja namanya r*za dan *li.
alah sudahlah percuma disenor juga buat apaa.

karena mereka ngobrolnya agak keras, terdengarlah oleh saya.

*catatan : waktu itu di bus lagi nonton Armageddon.


Ali :"Eh za, film ini berkesan siah buat urang."
Reza: "Kenapa gitu?"
Ali: "Soalnya ini film pertama yang gue tonton sama cewe."
Reza: "weits.."

saya : "adeeuh.."
ali: Eh yas, maneh ada film yang berkesan gitu ga.. ditonton sama siapa gitu..."
saya: (berpikir) "ada."
ali & reza :"adeuh.. apa?"
saya: "the bugs Life"
ali &reza: " adeuh, nontonnya sama cowo pertama ya yas?"
saya: "bukan. sama kakak gue."
ali: "terus berkesannya kenapa?"
saya: " soalnya itu pertama kalinya dalam hidup gue masuk ke gedung bioskop.."

jadi?

setelah ditilik lebih jauh, lebih dalam.
ternyata hidup saya dari A sampai Z bukan termasuk perjalanan yang dihiasi hoki sana-sini.

Alhamdulillahnya, meski ga gede hoki hidup saya indah dan berkah hingga detik ini. Thank you, Allah.. (inhale)
:)

Dimulai dari hal-hal kecil aja, waktu SD saya paling ogah kalo harus dimarahin guru di depan kelas gara-gara ga bikin peer. Nah, jadi rajinlah saya mau ga mau suka ga suka.
Disaat saya udah ngerjain peer sampe hatam, berbahagia karena hari ini saya bakal lolos dari ajang penurunan harga diri seorang pelajar yang dilakukan oleh gururnya sendiri.
Sementara, teman sebangku saya yang kelupaan bikin peer dan cengangas-cengenges aja, karena apa?
Guru saya ga masuk hari itu.
Damn.

Seringkali ga habis pikir, teman saya banyak banget yang meraih satu pencapaian dan ketika ditanya "kok bisa?" atau "ih keren.."
mereka hanya bilang:
"ga tau aku juga.." atau "ga nyangka aku juga.." atau "ini mah kebetulan.."

ya, mungkin saya juga pernah seperti itu.
tapi jarang.

apa yang saya capai, apapun, hingga hal terkecil biasanya adalah suatu yang udah saya usahakan sebelumnya. dengan niat, dengan usaha, dengan doa. baru saya bisa.

sering saya terpeku, berpikir apa saya emang bakatnya ga hoki atau gimana? sementara banyak orang di luar sana meraih banyak hal hanya dengan coba-coba dan melangkah ringan saja.

tapi kemudian saya mikir,
bisa aja saya jadi manusia nyampah jikalau meraih cita-cita saja dengan keberuntungan.
mungkin say tipe orang yang cepat puas, dan ga cocok samasekali jadi orang beruntung macam itu.

ga ada usaha, ga ada harga.
usaha mungkin adalah 'daya beli' kita terhadap keberhasilan yang kita impikan.

ketika saya beruntung dan secara ga diduga-duga mendapatkan sesuatu yang saya inginkan dengan mudahnya, mungkin itu bisa diibaratkan dengan 'menang lotre' atau 'menang undian'.
setelahnya, ada 'pajak' yang harus dibayar.

tapi jika kita berusaha dengan gigih sebelumnya, 'pajak' itu nihil dengan sendirinya.

ga ada yang salah dengan beruntung,
hanya saja jangan pernah bersandar kepadanya.
ayo pegang itu dari.

bantulah dirimu, maka Allah akan membantumu.
karena Allah hanya akan menolong orang yang menolong dirinya sendiri.

usaha yang kita lakukan akan menempa diri kita jauh lebih kuat daripada yang kita kira.

besi menjadi pedang setelah dipanasi dan dipukul berkali-kali.
pasir menjadi kaca setelah dipanaskan dalam suhu yang tinggi.
permata menjadi berlian setelah diasah.
daging menjadi dendeng setelah dipukul-pukul setengah mati (naoon)

jadi?

usaha itu ga pernah rugi. :)

seperti kata kang hari:

"Usaha itu bukan untuk berhasil, tapi untuk mencoba. karena dalam mencoba itu sendiri kita membangun kesempatan-kesempatan untuk berhasil."

Kamis, 29 April 2010

Ma'am Ida, my lovely teacher.

"Cinta itu harus mulia seperti emas."

"Mulia gimana bu?"

"Maksudnya yas, walau semahal apapun orang pada tetep pengen beli."

"Wow."



*percakapan lama dengan Ibu Ida Rohayani, guru PKn dan politik terbaik. :)
dan saya pun belum pernah buka kaskus.

betapa kupernya.
haha
aye.
pertama kalinya jadi seksi acara dalam kegiatan organisasi saya.
senang. :)
pingin deh bisa bilang "my pleasure" sama semua hal yang terjadi dalam hidup saya.

semoga yaa.

Kegajah-gajahan

baru kusadari (singing~)

ternyata ada 2 universitas dan bimbel2 dan ga ketinggalan sekolah-sekolah tinggi yang memakai konsep gajah-gajahan.

Kenapa ya?

Apa karena tempurung kepala gajah itu besar, lalu volume otaknya juga besar, lalu sang gajah jadi pintar dan dijadikan logo institusi-institusi pendidikan?

Memang sih, ganesha adalah dewa pendidikan.

tapi kenapa gajah?
kenapa ga simpanse aja yang pinternya lebih jelas?

*membayangkan logo yang diganti simpanse. cocok ga sih?

Selasa, 20 April 2010

"Ya Allah, Raja dari segala Raja. Empunya dari segala Kuasa. Terimakasih yang belum seberapa ini untuk secuil iman yang Kau tanamkan di hati hamba. Ini harta yang paling berharga daripada dunia dan seisinya bagi seorang penista seperti hamba ini. Alhamdulillah Ya Allah"
it's allright if you don't see me well.
but please, just hear me.

Mbak Heni, too perfect.

saya punya sepupu, namanya mbak Heni.

dia anak dari kakak ayah saya, Pakde Prapto. (atau biasa dipanggil Pakde To)
tinggalnya di Klaten, tepatnya di rumah Bango.
*FYI:Rumah Bango= Rumah tinggal mendiang Mbah Kakung & Mbah Putri. Ini rumah tempat ayah dan 4 saudara-saudarinya dibesarkan. Tempat jualan sate juga, dulu kan mbah kakung jualan sate kere(sate dari ampas tahu), sate ayam, kambing, sapi, tongseng, dll. Cukup terkenal di Klaten. Salah satu warung sate tertua dan masyhur. Bisnis ini masih diteruskan sampai sekarang. Yang tinggal di rumah Bango sekarang adalah Pakde To, mbak Heni, sama Bu le Ni (nama asli Bu le Margini). Eits, tapi Bu le Ni itu bukan ibunya mbak Heni, tapi adiknya ayah. anak bungsu dari 5 bersaudara. ayah anak ke 3. Ibunya mbak Heni sudah ga ada, meninggal waktu mbak heni baru satu setengah tahun. Itulah kenapa saya bisa apet banget sama sepupu saya yang satu ini.

Mbak Heni bikin minder. cantiik abisnya. cerdas juga. jangan bayangin dia gadis jawa item kurus kering pendek ga terawat. Kulitnya putih langsat bersih. rambutnya panjang terurai, badannya semampai, posturnya pas. Biar lebih gampang, sosoknya seperti Rindu AFI. cuma ga segemuk itu. Dia pake gelang kaki, itu dari mendiang ibunya waktu lahir, cuma diperpanjang rantainya biar muat. satu kata lah buat mbak Heni, seksi. Seksi fisik, seksi otak. hoho

Mbak Heni, meski cantik gitu tapi ga centil sama sekali. Ga minta ini itu. Ga banyak maunya. Kalo orang yang baru ketemu mungkin gakan ngira dia anak Klaten, kota kecil antara Solo dan Yogyakarta. Mungkin ngiranya di mojang Bandung yang KATANYA cantik-cantik. *Iya kecuali yang punya blog ini. hahah.
Soal wujud cantiknya itu, dikarenakan dia rajin lulur sendiri di rumah, rajin minum jamu. (mungkin ini juga salahsatu tujuan ibu saya mencekoki saya dengan jamu. tapi entah mengapa efeknya ga kerasa sampe sekarang). Jamu itu di Klaten kaya susu, 4 sehat 6 sempurna kalo buat orang Jawa. Bisa beli di warung, pasar, atau sua banyak Yu Jamu yang lewat-lewat di depan rumah. tapi bedanya, Jamu di sana lebih kental, mahteg. Hueek. Jamu di Bandung aja udah seubeuh minumnya, lah gimana yang lebih kentel lagi? rasakan aja sendiri nanti kalo ke daerah Jateng beli jamu. mampus Lu.


Jamu, pusaka perawan Jawa (wlee..)

ga berlebihan kok. di Jawa, perawan ga minum jamu sama makruhnya dengan bayi ga minum susu. Jamu buat remaja putri ada banyak macemnya:
1. jamu rapet ayu
2. jamu ratus putri
3. jamu jaga raga
dll.
fungsinya katanya bayak, biar badan ga kegemukan, biar kulitnya bagus, dan biar-biar lainnya. bahkan ada jamu abal yang saya liat di pasar menuliskan "membantu anda agar terlihat lebih cantik dan ayu seperti putri-putri keraton".
whaat? sejak kapan segelas minuman rempah bisa menyulap wajah seseorang agar lebih rupawan? gimana caranya? saya langsung ngakak di pasar waktu itu. dasar, begitulah produsen jamu serbuk yang abal. mengedepankan mitos dan unsur pamohalan dalam promosinya demi penglaris. dan selama ini saya cuma percaya satu hal : jamu bisa menyehatkan badan. udah itu aja. yang lain-lain mah anggap aja pemanis dalam promosi.


hampir perfecto kecuali satu


kembali lagi ke soal mbak Heni. punya pacar namanya mas Indra, anak FISIPOL UGM. Mas Indranya juga cakep. Nice pula. Sekarang mbak Heni kerja di salah satu firma hukum di Jogja, tapi lupa apa namanya. Jadi, karena dia kuliah dan kerja di Jogja, dia sangatamat hapal selukbeluk Jogja. Bukan cuma Malioboro-nya aja. Oh ya, dan bayangin aja, dia tiap hari dulu bulak-balik 35km Klaten-Jogja saban hari buat kuliah. dahsyaat.
di rumah, dia juga anak rajin, selalu bantu Bu Le Ni nyiapain bahan dagang buat jualan sate. Motong daging, marut kelapa, dll. ga pernah ngeluh atau jijikan.

sampai suatu saat bu Le Ni bialang gini :
"Oalaah Heni, kamu ini ya, ayu-ayu kok ngopenani kambil..?" (Oalah heni, kamu ini ya, cantik-cantik kok ngurusin kelapa?")

tapi maksudnya buat muji, bukan mencegah mbak Heni biar ga kerja lagi.
sekarang usianya 23 tahun, belum lama lulus S1 Hukum di UNY.

perfectoo. perfectoo. too perfect.

tapi itu yang mengganjal,
kalung liontin palang yang akrab menggantung terlampau manis di lehernya.
sial.

Senin, 19 April 2010

jatuh cinta sama om John Denver.

kalau si teteh lagi ada rezeki, insyaAllah itu jadi jadi berkah juga buat saya.

belum lama teh nung beralih dari sony ericsson ke nokia Eseries.
dan ya tentu saja daripada dijual dan harganya teu pararuguh, lebih baik dilungsurkan saja pada adiknya ini. hahah

berkenalan dengan hp baru, saya menyalakan satu lagu.


life is older..
older than a tree..
younger than a mountain,
growin' like a bridge..

country road..
take me home.. to the place i belong..


ya kurang lebih gitulah. ternyata lagu country ga selamanya keueung dan garing.
Om John Denver, jatuh cinta ah. :)
"Kita memang berbeda dalam segala, kecuali cinta."

- Soe Hok Gie, 1969 -

panutan omongkosong. bolong seperti ember bocor. sama bolongnya seperti saya yang memanutnya.

punya panutan itu ga enak.
Ya, kalau si panutan ternyata mengecewakan.
ga sesempurna yang dikira.
ga sehebat yang diduga.
ketahuan cacatnya.

itulah salahnya kalau punya panutan manusia biasa.

memberi perhatian lebih kepada si panutan untuk dapat mendapat pelajaran dari dirinya yang terlihat diatas rata-rata.
tapi sinyo ini cuma jadi padang ilalang bagi si panutan itu; besar dan gamblang dimatanya, tapi ga punya arti apa-apa.

saudari Prabaning Tyas, anda musti paham bahwa dia bukan siapa-siapa.
manusia yang juga punya cacat seperti anda, seperti yang lainnya.
bahwa dia juga tak memberi arti apa-apa pada perhatian yang anda berikan.
bahwa dia juga belum tentu menganggap anda bagian dari hidupnya.

berhentilah mencari panutan yang bukan-bukan.

panutan anda sekarang jadi tinggal dua saja.
Allah SWT dan RasulNya.

maknanya ga kosong. alis penuh. alias bejubel.

suatu hari, pergi ke sekolah bawa kunci, jaga-jaga kalo pas nanti pulang gaada siapa-siapa di rumah.
Eh dan taunya bener aja.
Masuk kamar, ganti baju dan sebelumnya nyalain radio biar ga keueung teuing.
Frekuensi berapapun lah yang penting berisik.
berkumandanglah itu lagu Bunda.



"Jiwa raga dan seluruh hidup rela dia berikan.."
- Melly Goeslaw; Bunda-


dan ternyata buat saya lirik yang diatas ini maknanya ga kosong.
oh God, please.


Selasa, 06 April 2010

great.

orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
merantau, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang

aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang

singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran

jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang

bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa
jika di dalam hutan

- Imam Syafii' -

lagu masa kecil.

Dak lela lela lela ledhung
cup meneng anakku sing ayu
Dak emban nganggo jarik kawung
yen nangis mengko simbok bingung
Cup menenga, ngger, anakku
kue mbulani ndadhari
kaya ndhas buto nggilani
lagi nggoleki cah nangis


ku lela lela lela ledhung
diamlah, anakku sing ayu (amiin Ya Allah Ya Rabbal Alamiin)
kutayang pakai kain kawung
bila nangis nanti ibu bingung
up, diamlah, o anakku
itu bulannya merekah
bak kepala raksasa mengerikan
lagi cari anak nangis

*sering dinyanyikan dulu setiap lagi dikelonin (ditidurkan)
tapi kalo sama ibu dinyanyiinnya lagu Ayun Ambing. Oh Ya Allah ternyata keluarga saya masih primordialisme.

ke samping.

makin hari saya makin bertumbuh.
bukan, bukan.
bukan tumbuh yang ke atas karna Scott's Emulsion yang sempat saya konsumsi selama kurang lebih dua tahun waktu berumur 3 tahun dulu.
bukan juga tumbuh pintar karna susu SUSTAGEN Junior yang saya konsumsi sampai berusia 5 tahun dulu.
bukan juga tumbuh ayu nan jelita semesti gadis jawa kebanyakan yang di iklan-iklan dan film-film karna jamu kunyit asam simbok langganan yang selalu disertai "pait"-nya (ini sebenernya dibuat dari jahe sama gula jawa, buat ngilangin rasa pahit dan sepet di lidah setelah minum jamu. tapi ga ngerti kenapa disebutnya pait, padahal rasanya samasekali ga pahit. malah manis. ah yasudahlah toh Shakespeare pun bilang "What's in name")

saya makin bertumbuh ke samping.
Duh Gusti nyuwun ngapura, aku ingin ramping.
ya tak perlu ramping-ramping nian seperti Luna Maya,
cukup kembali pada postur saya sebelumnya.

udah ga valid lagi rasanya jaman sekarang ada ucapan "gapapa gemuk, yang penting sehat."
ah itu cuma sekadar penenang buat orang-orang yang mulai khawatir dengan berat badannya yang membentuk kurva penawaran (naik konstan).

gimana mau sehat kalau gemuk?
lemak jenuh dalam tubuh bertumpuk, yang sebetulnya akan lebih berguna bila saya tinggal di kutub, bukan di negara tropis dengan matahari kembar begini.
toh malahan akan mengentalkan darah (naudzubillahimindzalik Ya Allah), memperbabui jantung dengan kerja lebih berat.
Ya Allah Ya Rabb, terimakasih telah menganugerahkan kesehatan jiwa-raga pada saya hingga detik ini.

Duh Gusti,
Aku sing ora ayu, wes nyukuri raga sehat nan sempurna, ndak ada kurang piro siji karo iki.
*maaf bila abal.

ya, ya Bung Shakespeare.
Anda mustinya bilang
"What's in weight"
"Nothing too early to begin again.. I'm sure always bring to believe.."
- Barbie & The Nutcracker -

Rabu, 24 Maret 2010

Di SMAN 4 Denpasar

Oom swastyastu.
(hahaha ada nama guenya :p)

Olala, ini dia waktu 2 IPS foto sama Pak Encang dan guru-guru lainnya didepan pintu SMAN 4 Denpasar yang mirip sangat dengan drop off-nya hotel-hotel.

dan percaya atau tidak, begitu masukpun kita bakal disambut oleh lantai marmer, pilar ukir yang bernuansa pastel semuanya. Berasa lobby hotel banget.

Dan kamu pasti liat kan, arca di foto ini yang disarungin warna magenta? gara-gara arca ini, gue jadi tukang fotonya ibu Odja yang minta dipotoin berkali-kali dengan varian gaya yang berbeda; cheers, peace, cheers, peace, gaya bebas. (bah iya deh gue yang ngawur).

Ini Mr.Encang sebenernya baru nyampe Bali tadi malemnya, nyusul pake pesawat sama ibu-ibu geulis yang disebelahnya bu Odja, entah siapa mungkin orang komite.

masuk-masuk, kita disambut dengan paduan suara yang oke punya (sumpah kalo di sekolah ada yang kaya gitu gue kepingin banget masuk da). Padahal yang nyanyi ga nyampe 20 anak, tapi suaranya powerful. bikin merinding.

setelah sesi bincang-bincang antar pengurus OSIS kedua belah pihak, kita disuguhkan penampilan nyanyi+nari seorang siswi yang panjang rambutnya melebihi pantat (kayanya dia emang penari Bali asli). Alamak, gue terpana-pana. Cantik Indonesia gimanaa gitu itu anak teh. Secantik tempat tinggalnya. Dan gue yang pada waktu itu masi bingung mau ngoleh2in apa buat ibu (beliau minta yang khas Bali banget dan terjangkau harganya), kepingin banget bawa siswi tersebut ke Bandung buat jadi oleh-oleh. Lah emang dia Bali banget kok. *gila lu pikir dia cinderamata?

dan seterusnya, dan seterusnya.

acara pun usai, kami ke bus lagi, waktu itu mau terus langsung ke Kuta.

dan dengan khidmat, sang ketua OSIS SMAN 4 Denpasar yang perempuan dan muka politik pisan menutup acara dengan mengucapkan


Oom Santi Santi Santi Oom.

Ooom..
Kami menjawab.

Senin, 15 Maret 2010

jerawat-jerawat-jerawat.

Aku si remaja jelek berjerawat.
Kulit tubuh dan wajahku seperti tak pernah dirawat.
Aku tahu wajahku jelek sejak umurku empat, sejak aku tahu bagaimana berkaca dengan tepat.
Aku tahu wajahku jelek dari temanku si cermin kamarku yang jahat.
Temanku si cermin kamar yang jahat bilang, wajahku selalu dalam keadaan gawat.
Temanku si cermin kamar yang jahat bilang itu setiap pagi bergulat giat.
Ayahku bilang tubuhku ini benar-benar timbunan karbohidrat.
Ibuku bilang jangan-jangan itu akibat sistem ekskresiku yang terganggu lantaran mungkin anusku tersumbat.
Kakakku bilang ia bisa berkaca menghadap padaku karena pipiku begitu mengkilat.
Adikku senang tidur diatas perutku karena katanya perutku empuk sekali dan membuatnya bisa terlelap dengan nikmat.
Temanku yang kusuka tak suka aku karena mungkin penampilanku tidak pernah bersahabat.
Temanku yang kusuka tak suka aku karena mungkin apapun dari tubuhku selalu tak enak dilihat.
Temanku yang kusuka tak suka aku karena mungkin rasa sayangku padanya tak pernah sedikitpun tersirat dalam tampangku yang gawat.
Kata ibu supaya wajahku bersinar aku harus rajin wudlu dan solat.
Kata ayah supaya tubuhku ramping aku harus rajin olahraga walau kegiatanku padat.
Aku si remaja jelek berjerawat.
Kulit tubuh dan wajahku seperti tak pernah dirawat.

Turning Back



Thanks God, for giving us this togetherness.