Senin, 07 Juni 2010

Rumah Baru

sore ini pemalu, kamu tahu?
lihat saja matari yang kadang muncul kadang sembunyi
mata ini kesilauan cahaya oranyenya yang menohok kornea

rupa-rupanya di minggu yang panas nan kering ini kamu menangis
mencipta hujan yang macam gerimis,
perlahan tapi mematikan
tidak deras tapi membuat panas demam

ketika dari sudut matamu mengucurkan buliran sendu itu
aku segera tahu kau pun tengah melepas sekujur rasa sesak yang telah lama mengulummu

kamu bilang
hidupmu baik saja namun sedikit sesak
harimu gembira namun sedikit berantak
dirimu bahagia namun sedikit tak puas

tanganmu mengepal kuat, kesal seperti ingin meninju apa saja disekelilingmu
mataku nanar, bukan iba bukan kasihan tapi merasakan kesakitan

dalam limbung kamu hanya mengerang, mengerang.
kamu memeluk udara didepanmu erat-erat

matamu bengkak, itu kemerahan sampai mengembang tidak wajar
aku pun sama

angin yang bebas lalu-lalang
menghembus pada apa saja yang ia papasi
menerpa yang kokoh
meniup yang ringan
mengeringkan air matamu yang sejenak berlinang

kamu bilang
tak ada orang perhatikan kamu
tak ada rumah yang menyambutmu

lalu sekotak susu UHT yang kuberikan kemarin padamu?
itu karena aku takut kamu pulang malam lantas bangun kesiangan dan tak sempat sarapan.

lalu duduknya aku disini, jarak limabelas sentimeter darimu?
itu karena aku ingin mendengar rentetan cerita darimu yang belakangan termangu dungu seperti orang amnesia kehilangan identitas hidupnya.

lalu mataku yang bengkak jelek ini sekarang?
itu karena hatiku telah jadi rumah barumu,
sayang.

Tidak ada komentar: