Senin, 15 Maret 2010

jerawat-jerawat-jerawat.

Aku si remaja jelek berjerawat.
Kulit tubuh dan wajahku seperti tak pernah dirawat.
Aku tahu wajahku jelek sejak umurku empat, sejak aku tahu bagaimana berkaca dengan tepat.
Aku tahu wajahku jelek dari temanku si cermin kamarku yang jahat.
Temanku si cermin kamar yang jahat bilang, wajahku selalu dalam keadaan gawat.
Temanku si cermin kamar yang jahat bilang itu setiap pagi bergulat giat.
Ayahku bilang tubuhku ini benar-benar timbunan karbohidrat.
Ibuku bilang jangan-jangan itu akibat sistem ekskresiku yang terganggu lantaran mungkin anusku tersumbat.
Kakakku bilang ia bisa berkaca menghadap padaku karena pipiku begitu mengkilat.
Adikku senang tidur diatas perutku karena katanya perutku empuk sekali dan membuatnya bisa terlelap dengan nikmat.
Temanku yang kusuka tak suka aku karena mungkin penampilanku tidak pernah bersahabat.
Temanku yang kusuka tak suka aku karena mungkin apapun dari tubuhku selalu tak enak dilihat.
Temanku yang kusuka tak suka aku karena mungkin rasa sayangku padanya tak pernah sedikitpun tersirat dalam tampangku yang gawat.
Kata ibu supaya wajahku bersinar aku harus rajin wudlu dan solat.
Kata ayah supaya tubuhku ramping aku harus rajin olahraga walau kegiatanku padat.
Aku si remaja jelek berjerawat.
Kulit tubuh dan wajahku seperti tak pernah dirawat.

Tidak ada komentar: