Minggu, 01 November 2009

Dan kau punya telinga, tapi tak mendengar.

Kan sudah kubilang, jangan lukai dirimu sendiri.
Masa bodoh apa sebabnya.
Kamu bilang karna sedih. Kamu bilang karna lara. Kamu bilang karna duka.

Ah, masa hal picisan seperti itu yang akhirnya menumbangkan kamu yang sebesar buta.

Kan sudah kubilang, jangan sering-sering begadang.
Telah lama kamu bermusuhan dengan tidur, dengan dengkur.

Muda-mudi seusia kita ini janggal bila tak tidur.
Kau tak perlu pergi pagi-pulang petang untuk mendapat sejumlah uang untuk biaya sekolahmu.
Tak perlu sibuk-mabuk memasak hidangan apa yang akan masuk ke rongga perut seluruh keluarga yang tinggal serumah denganmu.
Tak perlu rajin menyisihkan sebagian besar uangmu untuk kaubayarkan melunasi hutang pada bank, yang kaugunakan untuk menutupi nominal mengejutkan DSP sekolahmu.
Tak perlu berlagak kelimpungan mengetik sekian banyak tulisan mengenai skripsimu, atau tentang setumpuk tebal buku referensi yang harus kaubaca berkenaan dengan janji UTS besok dari dosenmu.
Kau masih SMA. You're still an eleventh grader. Sosial pula.
Apa gerangan yang ada dibenakmu hingga kamu begitu keliru?

Kan sudah kubilang, jangan sekali-kali lagi menginjakkan kakimu ke tempat nista seperti itu.
Alasanmu masih serupa, itu-itu lagi. dan kusimpulkan kreatifitasmu mati.
Kamu bilang karena itu nyaman. Karena itu menyenangkan. Karena disanalah kamu menemukan teman.
Jika kamu ingin menari di malam hari, pulanglah saja ke rumah. Nyalakan cd musik kesukaanmu, dan menarilah. Menarilah sebrutal yang kau mau. Setidaknya kamu berada di rumah. Tempatmu yang seharusnya.
Atau di tempat karaoke?
Boleh saja. Itu masih jauh lebih baik. Mestinya jika pintar kamu tahu.
Oh iya. Aku lupa. Di rumahmu ataupun di tempat karaoke tak ada lampu gemerlap yang bentuknya seperti bola itu. Aku punya dirumah. Kau bisa pinjam.

esok-esok kamu masih lagi datang kepadaku dengan keluhan yang tak ubahnya.
Jangan marah bila aku diam saja atau pergi.
Aku sendiri bingung apa lagi solusi yang harus aku beri.
Aku kan bukan si bijak.

Kamu datang padaku untuk berkeluh.
dan segalanya menjadi lain bila kamu sudah bergabung lagi dengan komunitasmu yang baru.

jadi sekarang terserah padamu, wahai pemuda yang sedang cemarut.

kau punya telinga, tapi tak mendengar.
kau punya hati, tapi tak sadar.

tak pernah sadar kan kamu, bahwa untungnya ada yang lebih peduli padamu ketimbang dirimu sendiri?

Cepat-cepat bersyukurlah pada Tuhan.

Tidak ada komentar: