Kamis, 09 Juli 2009

Cuma Butuh Yakin

Suatu sore di warung mang aep.

Tyas : "Aku ga bisa, ka."

Teman : "Kenapa lagi yas?"

Tyas : "Aku masih tetep gabisa ngomong apa2. Suara aku ga pernah dianggep disini."

Teman : "Kamu bisa. Aku tau itu."

Tyas : "Ngga. Kamu ga tau."

Teman : "Tyas. Pemimpin itu harus yakin. Yakin, cukup itu. Kalo kamu mikir ga bisa, kamu sendiri yang bikin diri kamu ga bisa."

Tyas : "Oke aku ngomong. Tapi apa itu pernah dipertimbangkan? ngga."

Teman : "Suara kamu kurang keras, yas! untuk didengar kamu perlu keras suara!"

Tyas : "Suara aku berbisik."

Teman : "Kalo gitu biarin aku, biarin kita semua yang dukung kamu yang bantu berteriak untuk kamu."

Tyas : "Caranya?"

Teman : "Setiap kamu ngerasa suara kamu terlalu kecil untuk didengar, yakinlah kita dibelakang kamu sedang meneriakkan bisikan itu."

Tyas : "Apa ngaruhnya coba?"

Teman :[memegang pundak tyas]
"Supaya beban disini ga terlalu berat."

[lalu memindahkan tangan tyas ke dadanya sendiri]
"Dan supaya disini yakin, bahwa selalu ada doa dari kita untuk kamu."

Tyas : [berkaca-kaca]
"Makasih."

Tidak ada komentar: