Suatu sore di warung mang aep.
Tyas : "Aku ga bisa, ka."
Teman : "Kenapa lagi yas?"
Tyas : "Aku masih tetep gabisa ngomong apa2. Suara aku ga pernah dianggep disini."
Teman : "Kamu bisa. Aku tau itu."
Tyas : "Ngga. Kamu ga tau."
Teman : "Tyas. Pemimpin itu harus yakin. Yakin, cukup itu. Kalo kamu mikir ga bisa, kamu sendiri yang bikin diri kamu ga bisa."
Tyas : "Oke aku ngomong. Tapi apa itu pernah dipertimbangkan? ngga."
Teman : "Suara kamu kurang keras, yas! untuk didengar kamu perlu keras suara!"
Tyas : "Suara aku berbisik."
Teman : "Kalo gitu biarin aku, biarin kita semua yang dukung kamu yang bantu berteriak untuk kamu."
Tyas : "Caranya?"
Teman : "Setiap kamu ngerasa suara kamu terlalu kecil untuk didengar, yakinlah kita dibelakang kamu sedang meneriakkan bisikan itu."
Tyas : "Apa ngaruhnya coba?"
Teman :[memegang pundak tyas]
"Supaya beban disini ga terlalu berat."
[lalu memindahkan tangan tyas ke dadanya sendiri]
"Dan supaya disini yakin, bahwa selalu ada doa dari kita untuk kamu."
Tyas : [berkaca-kaca]
"Makasih."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar