Minggu, 26 Juli 2009

Sulit Membedakan

Aku tak suka kecewa. Tak butuh pula.

Menikmati beragam sensasi yang ditawarkan tiap tragedi itu adalah keasyikan tersendiri.

Tentunya, dengan 'sedikit' merusak diri pada akhirnya.


Aku tak suka tangis. Tapi aku sering.

Jangan panik, itu hanya segelintir polemik yang pelik.

Tentang wajar atau tidakkah jika kumenangis seperti biasanya.

Air mata itu fitrah, kubilang.

Tapi aku ingin ini benar hilang.


Aku benci keluh kesah.

Tak perlu pula sebenarnya.

Tapi ku sesak kemudian.


Seiring waktu berjalan, kumengeraskan hati.


Menghindari betul-betul yang mengecewakan.


Menganggap kesedihan-kesedihan itu tak lebih sebagai 'episode' hidup tambahan.


Masa bodoh dengan banyak macam keluhan.


Kutelan semua, kunikmati rasanya, sensasinya. Komposisi yang tepat, menjadikan ramuan ini begitu lezat.


Tapi..


Aku merasa ada yang terlupa. Bahkan ku tak ingat seperti apa rupa yang kulupakan itu.

Ada citarasa yang hilang.



Ya Tuhan, lidahku kebal.


Indra pengecapku kini tak bertujuan, buat apa ku tak tahu.


Indra pengecapku janggal kini.


Indra pengecapkutak butuh lagi.

Kini aku betul-betul tak butuh bumbu.

Tidak ada komentar: