Kamis, 29 April 2010

Ma'am Ida, my lovely teacher.

"Cinta itu harus mulia seperti emas."

"Mulia gimana bu?"

"Maksudnya yas, walau semahal apapun orang pada tetep pengen beli."

"Wow."



*percakapan lama dengan Ibu Ida Rohayani, guru PKn dan politik terbaik. :)
dan saya pun belum pernah buka kaskus.

betapa kupernya.
haha
aye.
pertama kalinya jadi seksi acara dalam kegiatan organisasi saya.
senang. :)
pingin deh bisa bilang "my pleasure" sama semua hal yang terjadi dalam hidup saya.

semoga yaa.

Kegajah-gajahan

baru kusadari (singing~)

ternyata ada 2 universitas dan bimbel2 dan ga ketinggalan sekolah-sekolah tinggi yang memakai konsep gajah-gajahan.

Kenapa ya?

Apa karena tempurung kepala gajah itu besar, lalu volume otaknya juga besar, lalu sang gajah jadi pintar dan dijadikan logo institusi-institusi pendidikan?

Memang sih, ganesha adalah dewa pendidikan.

tapi kenapa gajah?
kenapa ga simpanse aja yang pinternya lebih jelas?

*membayangkan logo yang diganti simpanse. cocok ga sih?

Selasa, 20 April 2010

"Ya Allah, Raja dari segala Raja. Empunya dari segala Kuasa. Terimakasih yang belum seberapa ini untuk secuil iman yang Kau tanamkan di hati hamba. Ini harta yang paling berharga daripada dunia dan seisinya bagi seorang penista seperti hamba ini. Alhamdulillah Ya Allah"
it's allright if you don't see me well.
but please, just hear me.

Mbak Heni, too perfect.

saya punya sepupu, namanya mbak Heni.

dia anak dari kakak ayah saya, Pakde Prapto. (atau biasa dipanggil Pakde To)
tinggalnya di Klaten, tepatnya di rumah Bango.
*FYI:Rumah Bango= Rumah tinggal mendiang Mbah Kakung & Mbah Putri. Ini rumah tempat ayah dan 4 saudara-saudarinya dibesarkan. Tempat jualan sate juga, dulu kan mbah kakung jualan sate kere(sate dari ampas tahu), sate ayam, kambing, sapi, tongseng, dll. Cukup terkenal di Klaten. Salah satu warung sate tertua dan masyhur. Bisnis ini masih diteruskan sampai sekarang. Yang tinggal di rumah Bango sekarang adalah Pakde To, mbak Heni, sama Bu le Ni (nama asli Bu le Margini). Eits, tapi Bu le Ni itu bukan ibunya mbak Heni, tapi adiknya ayah. anak bungsu dari 5 bersaudara. ayah anak ke 3. Ibunya mbak Heni sudah ga ada, meninggal waktu mbak heni baru satu setengah tahun. Itulah kenapa saya bisa apet banget sama sepupu saya yang satu ini.

Mbak Heni bikin minder. cantiik abisnya. cerdas juga. jangan bayangin dia gadis jawa item kurus kering pendek ga terawat. Kulitnya putih langsat bersih. rambutnya panjang terurai, badannya semampai, posturnya pas. Biar lebih gampang, sosoknya seperti Rindu AFI. cuma ga segemuk itu. Dia pake gelang kaki, itu dari mendiang ibunya waktu lahir, cuma diperpanjang rantainya biar muat. satu kata lah buat mbak Heni, seksi. Seksi fisik, seksi otak. hoho

Mbak Heni, meski cantik gitu tapi ga centil sama sekali. Ga minta ini itu. Ga banyak maunya. Kalo orang yang baru ketemu mungkin gakan ngira dia anak Klaten, kota kecil antara Solo dan Yogyakarta. Mungkin ngiranya di mojang Bandung yang KATANYA cantik-cantik. *Iya kecuali yang punya blog ini. hahah.
Soal wujud cantiknya itu, dikarenakan dia rajin lulur sendiri di rumah, rajin minum jamu. (mungkin ini juga salahsatu tujuan ibu saya mencekoki saya dengan jamu. tapi entah mengapa efeknya ga kerasa sampe sekarang). Jamu itu di Klaten kaya susu, 4 sehat 6 sempurna kalo buat orang Jawa. Bisa beli di warung, pasar, atau sua banyak Yu Jamu yang lewat-lewat di depan rumah. tapi bedanya, Jamu di sana lebih kental, mahteg. Hueek. Jamu di Bandung aja udah seubeuh minumnya, lah gimana yang lebih kentel lagi? rasakan aja sendiri nanti kalo ke daerah Jateng beli jamu. mampus Lu.


Jamu, pusaka perawan Jawa (wlee..)

ga berlebihan kok. di Jawa, perawan ga minum jamu sama makruhnya dengan bayi ga minum susu. Jamu buat remaja putri ada banyak macemnya:
1. jamu rapet ayu
2. jamu ratus putri
3. jamu jaga raga
dll.
fungsinya katanya bayak, biar badan ga kegemukan, biar kulitnya bagus, dan biar-biar lainnya. bahkan ada jamu abal yang saya liat di pasar menuliskan "membantu anda agar terlihat lebih cantik dan ayu seperti putri-putri keraton".
whaat? sejak kapan segelas minuman rempah bisa menyulap wajah seseorang agar lebih rupawan? gimana caranya? saya langsung ngakak di pasar waktu itu. dasar, begitulah produsen jamu serbuk yang abal. mengedepankan mitos dan unsur pamohalan dalam promosinya demi penglaris. dan selama ini saya cuma percaya satu hal : jamu bisa menyehatkan badan. udah itu aja. yang lain-lain mah anggap aja pemanis dalam promosi.


hampir perfecto kecuali satu


kembali lagi ke soal mbak Heni. punya pacar namanya mas Indra, anak FISIPOL UGM. Mas Indranya juga cakep. Nice pula. Sekarang mbak Heni kerja di salah satu firma hukum di Jogja, tapi lupa apa namanya. Jadi, karena dia kuliah dan kerja di Jogja, dia sangatamat hapal selukbeluk Jogja. Bukan cuma Malioboro-nya aja. Oh ya, dan bayangin aja, dia tiap hari dulu bulak-balik 35km Klaten-Jogja saban hari buat kuliah. dahsyaat.
di rumah, dia juga anak rajin, selalu bantu Bu Le Ni nyiapain bahan dagang buat jualan sate. Motong daging, marut kelapa, dll. ga pernah ngeluh atau jijikan.

sampai suatu saat bu Le Ni bialang gini :
"Oalaah Heni, kamu ini ya, ayu-ayu kok ngopenani kambil..?" (Oalah heni, kamu ini ya, cantik-cantik kok ngurusin kelapa?")

tapi maksudnya buat muji, bukan mencegah mbak Heni biar ga kerja lagi.
sekarang usianya 23 tahun, belum lama lulus S1 Hukum di UNY.

perfectoo. perfectoo. too perfect.

tapi itu yang mengganjal,
kalung liontin palang yang akrab menggantung terlampau manis di lehernya.
sial.

Senin, 19 April 2010

jatuh cinta sama om John Denver.

kalau si teteh lagi ada rezeki, insyaAllah itu jadi jadi berkah juga buat saya.

belum lama teh nung beralih dari sony ericsson ke nokia Eseries.
dan ya tentu saja daripada dijual dan harganya teu pararuguh, lebih baik dilungsurkan saja pada adiknya ini. hahah

berkenalan dengan hp baru, saya menyalakan satu lagu.


life is older..
older than a tree..
younger than a mountain,
growin' like a bridge..

country road..
take me home.. to the place i belong..


ya kurang lebih gitulah. ternyata lagu country ga selamanya keueung dan garing.
Om John Denver, jatuh cinta ah. :)
"Kita memang berbeda dalam segala, kecuali cinta."

- Soe Hok Gie, 1969 -

panutan omongkosong. bolong seperti ember bocor. sama bolongnya seperti saya yang memanutnya.

punya panutan itu ga enak.
Ya, kalau si panutan ternyata mengecewakan.
ga sesempurna yang dikira.
ga sehebat yang diduga.
ketahuan cacatnya.

itulah salahnya kalau punya panutan manusia biasa.

memberi perhatian lebih kepada si panutan untuk dapat mendapat pelajaran dari dirinya yang terlihat diatas rata-rata.
tapi sinyo ini cuma jadi padang ilalang bagi si panutan itu; besar dan gamblang dimatanya, tapi ga punya arti apa-apa.

saudari Prabaning Tyas, anda musti paham bahwa dia bukan siapa-siapa.
manusia yang juga punya cacat seperti anda, seperti yang lainnya.
bahwa dia juga tak memberi arti apa-apa pada perhatian yang anda berikan.
bahwa dia juga belum tentu menganggap anda bagian dari hidupnya.

berhentilah mencari panutan yang bukan-bukan.

panutan anda sekarang jadi tinggal dua saja.
Allah SWT dan RasulNya.

maknanya ga kosong. alis penuh. alias bejubel.

suatu hari, pergi ke sekolah bawa kunci, jaga-jaga kalo pas nanti pulang gaada siapa-siapa di rumah.
Eh dan taunya bener aja.
Masuk kamar, ganti baju dan sebelumnya nyalain radio biar ga keueung teuing.
Frekuensi berapapun lah yang penting berisik.
berkumandanglah itu lagu Bunda.



"Jiwa raga dan seluruh hidup rela dia berikan.."
- Melly Goeslaw; Bunda-


dan ternyata buat saya lirik yang diatas ini maknanya ga kosong.
oh God, please.


Selasa, 06 April 2010

great.

orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
merantau, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang

aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang

singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran

jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang

bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa
jika di dalam hutan

- Imam Syafii' -

lagu masa kecil.

Dak lela lela lela ledhung
cup meneng anakku sing ayu
Dak emban nganggo jarik kawung
yen nangis mengko simbok bingung
Cup menenga, ngger, anakku
kue mbulani ndadhari
kaya ndhas buto nggilani
lagi nggoleki cah nangis


ku lela lela lela ledhung
diamlah, anakku sing ayu (amiin Ya Allah Ya Rabbal Alamiin)
kutayang pakai kain kawung
bila nangis nanti ibu bingung
up, diamlah, o anakku
itu bulannya merekah
bak kepala raksasa mengerikan
lagi cari anak nangis

*sering dinyanyikan dulu setiap lagi dikelonin (ditidurkan)
tapi kalo sama ibu dinyanyiinnya lagu Ayun Ambing. Oh Ya Allah ternyata keluarga saya masih primordialisme.

ke samping.

makin hari saya makin bertumbuh.
bukan, bukan.
bukan tumbuh yang ke atas karna Scott's Emulsion yang sempat saya konsumsi selama kurang lebih dua tahun waktu berumur 3 tahun dulu.
bukan juga tumbuh pintar karna susu SUSTAGEN Junior yang saya konsumsi sampai berusia 5 tahun dulu.
bukan juga tumbuh ayu nan jelita semesti gadis jawa kebanyakan yang di iklan-iklan dan film-film karna jamu kunyit asam simbok langganan yang selalu disertai "pait"-nya (ini sebenernya dibuat dari jahe sama gula jawa, buat ngilangin rasa pahit dan sepet di lidah setelah minum jamu. tapi ga ngerti kenapa disebutnya pait, padahal rasanya samasekali ga pahit. malah manis. ah yasudahlah toh Shakespeare pun bilang "What's in name")

saya makin bertumbuh ke samping.
Duh Gusti nyuwun ngapura, aku ingin ramping.
ya tak perlu ramping-ramping nian seperti Luna Maya,
cukup kembali pada postur saya sebelumnya.

udah ga valid lagi rasanya jaman sekarang ada ucapan "gapapa gemuk, yang penting sehat."
ah itu cuma sekadar penenang buat orang-orang yang mulai khawatir dengan berat badannya yang membentuk kurva penawaran (naik konstan).

gimana mau sehat kalau gemuk?
lemak jenuh dalam tubuh bertumpuk, yang sebetulnya akan lebih berguna bila saya tinggal di kutub, bukan di negara tropis dengan matahari kembar begini.
toh malahan akan mengentalkan darah (naudzubillahimindzalik Ya Allah), memperbabui jantung dengan kerja lebih berat.
Ya Allah Ya Rabb, terimakasih telah menganugerahkan kesehatan jiwa-raga pada saya hingga detik ini.

Duh Gusti,
Aku sing ora ayu, wes nyukuri raga sehat nan sempurna, ndak ada kurang piro siji karo iki.
*maaf bila abal.

ya, ya Bung Shakespeare.
Anda mustinya bilang
"What's in weight"
"Nothing too early to begin again.. I'm sure always bring to believe.."
- Barbie & The Nutcracker -