Jumat, 26 Desember 2008

Nyanyian Mimpi

Si Upin tiba didalam bus kota.
Naiklah ia.
Ayahnya juga.

Berjalanlah bus kota.
Melaju, menderu waktu.
Berhenti, berjalan lagi, itu pasti.

Siang berganti malam.
Biru kini berganti hitam.
Suram hei khalayak, suram.

Si Upin melongok keluar jendela.
Alamak, indah nian rupanya.
Gumam si Upin.

Lampu hei deret-berderet.
Berkilau pukau ibarat operet.
Kota rupanya itu, kota.
Jawab ayahanda.

Adakah boleh Upin kesana?
Sudah barang tentu.
Alamak, Upin ingin jadi penyanyi dangdut saja rupanya ayah!
Supaya kostum Upin terang bak itu.

Ayah terpingkal.
Terserah pada kau, wahai bujang.
Ayah tak hindari kau, ataupun mengacau mimpi kau.
Nanti pun kau kan temui garismu sendri, pin.
Makin dewasa kau, telinga hatimu makin mampu dengarkan suara itu,

Suara apakah?

Nyanyian mimpi.

Tidak ada komentar: