Selasa, 16 Desember 2008

Perenungan Pagi Adha.

Mmm, bingung mau mulai dari mana.

Oke, saya mulai.

Apa kalian pernah merasa kalau keadaan disekeliling seringkali udah mulai ngga bisa diterima?
Apa kalian pernah merasa kalau makin kesini dunia makin ngga cakep aja?
Apa kalian pernah merasa kalau makin hari, kebenaran makin sulit diperjuangkan?
Apa kalian pernah merasa kalau makin bumi tua, makin juga medan pemikiran manusia ikutan tua juga?
Apa kalian pernah merasa kalau makin edan jaman, makin edan juga akhlak umat manusia?

Coba deh, pikirin:

Dari mulai adek-adek sampai nenek-kakek masih ajaa 'addicted' sama yang namanya pornografi, atau apalah itu yang bersaudara sama kemaksiatan. Mulai kini, ternyata dunia s***s itu, yang tabu kalo disebutkan, udah sukses 'menguniversalkan' diri pada berbagai kalangan. Bahkan, saya pernah denger, ada anak balita yang udah nyoba-nyoba buat mempraktikan 'itu'. Nauzubillahimindzalik.

Coba deh, pikirin:

Nyatanya, bahasa Indonesia intinya terlalu halu, alias terlalu menghalus-haluskan kebusukan. Contoh: Apa coba, sebutan buat orang yang korupsi? Koruptor. Orang yang korupsi itu sejatinya tikus, pembohong, pengkhianat amanat orang yang diembannya. Tapi kok, julukannya bagus-bagus amat, koruptor? Kenapa ngga disebut tikus aja? atau sekalian a*****t? Maaf.

Atau kasus lainnya deh. Apa sebutan buat pekerja seks? PSK? Pelacur? Itu juga kebagusan buu, bukannya yang kayak gitu mah orang murahan alias ngga punya harga diri? Kenapa namanya bagus-bagus amat? Bahkan makin kesini, julukannya makin bagus aja: pramunikmat. Alahalah.

Saya speechless. Bingung apalagi yang mau saya utarakan kini. Tapi yaa, lantaran udah banyak banget, kalian renungkan masing-masing aja ya, dalam alam pikiran kalian semua. Saya yakin kok, belum juga 2 detik mau berpikir, udah ada berjuta-juta keonaran yang bisa kalian bayangkan tentang dunia ini (saking banyaknya).

Dunia ini mau kemana sih?

saya 15 taun aja, moral bangsa udah ngacir kamana-mana ngga tentu arah.
Lalu, gimana dengan 15 taun kedepan?
Seonar apa dunia nanti?
Apaa..
Jangan-jangan 15 taun lagi, tren baju transparan udah muncul ke permukaan?
Jangan-jangan 15 taun lagi, tren masang foto-foto syur di internet udah jadi kebutuhan?

Ini pagi Adha,
Pagi pembantaian hewan-hewan itu, dimana atas nama pembersihan dosa,
Dimana atas nama pencarian keridhoan semata,
Dimana takbir berkumandang syahdu tiada dua,

Wahai Allah,
Ini hamba.
Wahai Allah,
Ini hambamu si penabung dosa.
Wahai Allah,
Ini hamba si insan gundah gulana.
Wahai Allah,
Lindungi umat ini, umatmu yang jelata.
Wahai Allah,
Bentengi kami, sepanjang jalan yang menghantarkan umat manusia pada jaman Jahilliyah jilid kedua.
Wahai Allah,
Luruskan kami, sepanjang jalan yang membawa pulang kami pada nafsu, pada insting sebagai penyembah yang menganut hasrat kebendaan.


Wahai Allah,
Sekejap tataplah hamba.
Si dungu ini nista, ya Allah.
Si dungu ini bank dosa, ya Allah.

Wahai Allah,
Diatas segala ketakutan hamba pada kehinaan itu,
Yang membuat hamba takut satu:

Nyatanya hati ini ciut jika ditinggalkanmu,

Itu.


Wahai Allah,
Tuntunlah ini,
si dungu.

Tidak ada komentar: