Kakiku tertupak belenggu
Berat rasa melangkah barang sekali
Ada kala meringan, ada juga sayang memberat
Anganku terputus
Sukar, belenggu terasa memberat
Coba kuseret kendati perih hati,
Namun tanah akhirnya mundur lagi
Ku makin terseret mundur
Tiba kala belenggu memberat.
Berat, hingga tulangku berkarat
Dagingku pun terpahat
Kapankah aku maju?
Tanah seperti tak berpihak padaku
Yng kulakukan hanya langkah-langkah semu
Menghanguskan asaku yang telah berwujud abu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar