Senin, 05 Januari 2009

Menginaplah Semalam Lagi, Cinta.

Ini tentang drama antara Hati dan kekasihnya, Cinta.

Kala itu, ditengah-tengah rutinitas Hati,
Berbenah diri,
Menata emosi,
Menyapu iri,
Merangkai kasih,
Membagikan bahagia,
Menyantap dorongan,
Mempraktikkan perjuangan,
Melukis cinta,

Fyuh, Hati kelelahan.
Ia ketiduran.

Malamnya,
Di pintu ada ketukan.
Hati membukakan pintu.
Ada Cinta disitu,
Berdiri basah kuyup, menggigil.

Hati menyuruh Cinta masuk,
Memberinya hangat peluk.

Hati lalu menyuguhi Cinta kue-kue kebahagiaan.
Melakukan apa saja agar Cinta merasa kerasan.
Memberikan Cinta indahnya kehangatan.

Eit, eit.
Tapi ada apa ini?

Cinta mendadak minta izin untuk pergi.
Ia membulatkan untuk undur diri.

Hati tak percaya.
Ia lalu menanyakan kenapa.

Lalu Cinta berkata:

“Aku pergi dari rumahmu bukan karna disini tak menyenangkan, bukan karna disini tak kutemukan kehangatan. Wahai kau yang menyenangkan, wahai kau yang memiliki kehangatan. Tapi karena bukan kesenangan ini yang kucari, karena bukan kehangatan itu yang kuimpi. Mungkin akan kutemukan itu dirumah hati yang lain”

Hati membisu seribu aksi.
Nuansanya pucat pasi.

Cinta berbenah, bersiap pergi.
Ia melangkah keluar dari rumah Hati.
Hanya punggungnya yang terlihat dari sini.

“Cinta!” terdengar Hati memanggil tanpa berani mengangkat wajahnya pada Cinta.

Langkah Cinta terhenti, ia mendengarkan enggan berbalik.

“Menginaplah semalam lagi, Cinta” kata Hati pelan.

Cinta berbalik spontan padanya. Ia nampak akan berkata-kata.

“Setidaknya sebelum kau dan aku benar-benar tak bertatap muka lagi” kata hati lirih.

Dan bahkan sebelum Cinta menjawab sesuatu,
Hati sudah lebih dulu berkutat dalam kesibukannya yang dulu: sedih.

Tidak ada komentar: